Asosiasi Sebut Perwakilan Ojol Temui Gibran Bukan Bagian Mereka: Tak Mewakili

Photo of author

By AdminTekno

Pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan sejumlah perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wapres, Jakarta pada Minggu (31/8) menuai kontroversi. Pasalnya, Asosiasi Driver Ojol Garda Indonesia, sebuah organisasi pengemudi ojol yang diakui, menyatakan tidak mengenal atau mengakui perwakilan yang hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka menegaskan bahwa individu-individu itu tidak terdaftar sebagai anggota resmi asosiasi mereka.

Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, pada Selasa (2/9), secara tegas mengungkapkan keraguannya. “Kami tidak mengetahui siapa mereka. Apakah mereka adalah ojol yang direkayasa oleh aplikasi atau memang pengemudi ojol yang diutus oleh pihak aplikasi?” ujar Igun. Ia menekankan bahwa individu-individu yang menemui Gibran tersebut “bukanlah representasi asosiasi, dan tidak mewakili suara ojol secara keseluruhan.”

Lebih lanjut, Igun menjelaskan bahwa keraguan ini diperkuat oleh fakta bahwa Garda Indonesia adalah satu-satunya asosiasi yang memiliki Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di seluruh wilayah Indonesia dan secara resmi terdaftar di negara. “Rekan-rekan pengemudi ojol di seluruh Indonesia mempertanyakan siapa yang diwakili oleh mereka,” tambah Igun. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa tindakan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) yang mengundang individu beratribut ojol, tanpa kejelasan representasi yang sah, “tidak dapat dijadikan dasar untuk mewakili suara ojol yang sesungguhnya.”

Kecaman terhadap Setwapres pun tak terhindarkan. Igun menilai Setwapres telah bertindak ceroboh dalam proses undangan perwakilan ojol, tanpa adanya komunikasi terbuka atau mediasi yang melibatkan asosiasi resmi seperti Garda Indonesia. “Ini adalah kecerobohan Setwapres yang tidak melakukan komunikasi terbuka, mengingat kami sebagai asosiasi yang selama ini aktif dalam pergerakan dan aksi tidak pernah dikoordinasikan,” ujarnya. Pertanyaan fundamental juga diajukan: “Andaikata mereka mewakili diri sendiri, bukan sebagai lembaga, lalu apa nama kelompok atau organisasi mereka?”

Keabsahan representasi semakin dipertanyakan karena hingga kini, para perwakilan yang bertemu Gibran tersebut tidak pernah menyampaikan ke publik siapa identitas mereka atau organisasi yang mereka naungi. “Hingga saat ini, mereka tidak memberitahukan kepada publik siapa mereka,” tegas Igun, mencerminkan pertanyaan serupa dari rekan-rekan ojol lainnya. “Siapa sebenarnya mereka itu? Apakah mereka benar-benar mewakili ojol? Seluruh ojol di Indonesia menolak representasi tersebut,” pungkas Igun, menggarisbawahi penolakan luas dari komunitas ojol.

Sekilas Pertemuan Gibran dengan Perwakilan Ojol

Di sisi lain, gambaran pertemuan itu sendiri menunjukkan perwakilan ojol dari berbagai platform besar, seperti Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive. Mereka hadir mengenakan jaket identitas perusahaan masing-masing. Berdasarkan video yang beredar, Wakil Presiden Gibran terlihat duduk dalam sebuah meja bundar bersama para perwakilan tersebut. Setiap pengemudi ojol diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasi mereka secara bergantian, dengan Gibran yang mengenakan pakaian batik mendengarkan dengan saksama. Pertemuan tersebut diakhiri dengan jabat tangan dan sesi foto bersama, menciptakan kesan hangat dan kolaboratif dari luar. Namun, kontroversi mengenai keabsahan representasi di baliknya tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan komunitas ojol dan publik.

Leave a Comment