Memulai dialog konstruktif dengan generasi muda, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginisiasi pertemuan penting. Hari ini, Rabu, 3 September 2025, Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, akan menjadi saksi berkumpulnya perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Jawa Barat. Acara yang dijadwalkan berlangsung pukul 09.00 WIB ini bertujuan membuka ruang komunikasi langsung antara pemerintah provinsi dengan para mahasiswa.
Pernyataan terkait inisiatif ini disampaikan Gubernur Dedi Mulyadi di Gedung Sate Bandung pada Selasa (2/9/2025). “Besok (hari ini), Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuka ruang dialog bagi mahasiswa di Jawa Barat untuk hadir di halaman Gedung Sate,” ujarnya, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendengarkan aspirasi dari kalangan akademisi dan mahasiswa.
Dialog ini diproyeksikan melibatkan perwakilan mahasiswa dan akademisi dari setidaknya 350 hingga 420 perguruan tinggi di Jawa Barat. Fokus utama partisipasi diharapkan datang dari wilayah Bandung Raya, Cimahi, dan Jatinangor. Mereka akan diajak membahas beragam aspirasi yang selama ini sering disuarakan melalui aksi demonstrasi, baik di depan Gedung Sate maupun di kantor DPRD Jabar. Ini adalah upaya konkret untuk mengubah dinamika protes menjadi diskusi yang terarah dan solutif.
Gubernur Dedi Mulyadi menjelaskan, prioritas diberikan kepada perwakilan dari Bandung Raya mengingat intensitas penyampaian aspirasi mahasiswa di wilayah tersebut. Namun, ia juga menegaskan bahwa mahasiswa dari daerah lain tetap sangat dipersilakan untuk hadir. “Yang paling utama adalah wilayah Bandung Raya, karena yang lain kan juga sudah menyampaikan di kabupaten kotanya. Tetapi juga kalau mau jalan-jalan ke Gedung Sate dipersilahkan,” kata Dedi, menandakan keterbukaan partisipasi yang luas.
Dedi menegaskan kembali bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk secara langsung menyerap segala bentuk keresahan dan aspirasi para mahasiswa. Aspirasi tersebut kerap menjadi pemicu aksi unjuk rasa yang belakangan ini marak terjadi di hadapan Gedung Sate dan kantor DPRD Jabar. Melalui forum ini, diharapkan ada pemahaman yang lebih mendalam mengenai tuntutan dan perspektif dari kalangan mahasiswa.
Ia berharap forum dialog ini tidak hanya berhenti pada penyerapan aspirasi, melainkan dapat melahirkan solusi konkret atau rekomendasi kebijakan. Hasil dari diskusi tersebut nantinya akan diajukan kepada pemerintah pusat atau menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintahan provinsi yang ia pimpin, guna mewujudkan tata kelola yang lebih responsif dan efektif.
“Kami akan memfasilitasi, mendengarkan, dan Insya Allah seluruh apa yang menjadi gagasan konstruktif akan kami laksanakan,” janji Dedi. Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuatnya untuk menindaklanjuti poin-poin krusial yang muncul dari diskusi dengan mahasiswa, demi kemajuan Jawa Barat.
Respons positif datang dari dunia akademisi. Rektor Universitas Padjadjaran, Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, menyambut baik inisiatif dialog ini, terlebih dengan rencana mengundang perwakilan DPRD Jabar. Menurutnya, ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada para penyelenggara pemerintahan, menjembatani kesenjangan komunikasi yang mungkin terjadi selama ini.
“Mudah-mudahan ini membuka ruang komunikasi dan akan menjadi satu titik balik yang sangat baik untuk kita melakukan suatu penyampaian aspirasi yang lebih konstruktif, lebih bersih, lebih berbobot, lebih aman, dan sesuai dengan aturan,” kata Arief. Harapannya, forum ini akan menandai era baru penyampaian aspirasi yang lebih efektif dan bermartabat, jauh dari eskalasi konflik yang tidak perlu, demi tercapainya tujuan bersama.