Kawasan objek vital milik pemerintah daerah di Kota Solo, Jawa Tengah, kini diperketat pengamanannya oleh anggota TNI. Langkah ini diambil untuk mengembalikan rasa aman dan ketertiban pasca-insiden demo ricuh yang mengguncang kota tersebut pada Jumat hingga Sabtu, 29-30 Agustus 2025.
Pada Rabu (3/9), kumparan memantau langsung kondisi di lapangan. Balai Kota Solo, sebagai pusat pelayanan pemerintahan daerah, terpantau dijaga oleh empat anggota TNI yang bersiaga penuh di pos penjagaan utama. Meskipun demikian, aktivitas masyarakat yang berkunjung ke Balai Kota terlihat berjalan normal, menunjukkan upaya pemulihan situasi mulai membuahkan hasil.
Situasi ini kontras dengan beberapa hari sebelumnya. Kawasan dari Balai Kota Solo hingga Gladak sempat mencekam, diselimuti gas air mata. Kericuhan memuncak saat massa demo ricuh membakar water barrier di sekitar Gladak Jalan Slamet Riyadi, yang kemudian dibubarkan oleh aparat keamanan dengan tembakan gas air mata. Akibatnya, massa berhamburan mundur dan melarikan diri hingga ke area depan Balai Kota dan kawasan Pasar Gede Solo.
Sementara itu, di lokasi lain yang juga menjadi pusat kerusuhan, Gedung DPRD Solo, yang bahkan sempat menyaksikan pembakaran gedung Sekretariat Dewan (Sekwan) oleh massa, terpantau tidak lagi dijaga oleh anggota TNI pada Rabu (3/9). Menurut pantauan kumparan, pengamanan di DPRD Solo kini sepenuhnya diserahkan kepada anggota Satpol PP Solo dan sejumlah personel intel Polresta Surakarta.
Seorang petugas Satpol PP Solo bernama Heru menjelaskan, “TNI bertugas menjaga DPRD Solo sejak Sabtu pagi sampai Selasa.” Ia menambahkan bahwa meskipun pasukan TNI telah ditarik dari penjagaan statis di dalam gedung, mereka bersama Polri tetap melakukan patroli keliling di sekitar area DPRD Solo. Adapun pengamanan di dalam kompleks DPRD Solo untuk sementara waktu dilakukan oleh Satpol PP.
Menanggapi situasi keamanan ini, Wali Kota Solo, Respati Ardi, membenarkan bahwa TNI akan terus menjaga objek vital di Solo mulai dari Sabtu lalu hingga Jumat akhir pekan ini. “Ya dijaga TNI, objek vital. Intinya kita terbuka sama TNI dan Polri. Jadi objek vital harus kita jaga bersama. Jangan sampai di daerah lain terjadi di sini, karena tidak ada koordinasi,” tegas Respati saat ditemui di Balai Kota Solo pada Rabu (3/9).
Ia menekankan pentingnya koordinasi berkelanjutan dengan TNI dan Polri demi mencegah insiden serupa terulang di Solo. Respati Ardi juga menegaskan bahwa penjagaan objek vital tidak hanya terbatas pada aset milik negara atau pemerintah daerah, tetapi juga mencakup fasilitas swasta. “Permohonan untuk bisa jaga objek vital di Solo kita kolaborasi. Loji Gandrung (Rumah Dinas Walkot Solo) semua harus dijaga baik-baik,” pungkasnya, menunjukkan komitmen untuk menjaga seluruh keamanan kota secara menyeluruh.
Ringkasan
Pasca-demo ricuh di Solo pada 29-30 Agustus 2025, TNI memperketat pengamanan objek vital milik pemerintah daerah, seperti Balai Kota Solo. Pengamanan ini bertujuan mengembalikan rasa aman dan ketertiban di Kota Solo. Aktivitas masyarakat di Balai Kota terpantau normal, menunjukkan situasi berangsur pulih.
Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa TNI akan menjaga objek vital hingga akhir pekan. Koordinasi dengan TNI dan Polri ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa. Penjagaan objek vital meliputi aset negara, pemerintah daerah, dan fasilitas swasta, termasuk Loji Gandrung.