Setelah perjalanan luar biasa yang menyingkirkan sejumlah unggulan top, petenis putri kebanggaan Indonesia, Janice Tjen, harus merelakan gelar juara Sao Paulo Open 2025. Dalam laga final WTA Tour pertamanya, Janice mengakui keunggulan lawannya, Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah. Meski demikian, pencapaian Janice di turnamen ini menandai sebuah era baru bagi tenis tunggal putri Indonesia.
Sosok Janice Tjen muncul sebagai oase di tengah dahaga prestasi tenis Indonesia di kancah dunia nomor tunggal putri. Keberhasilannya menembus final Sao Paulo Open 2025 menjadikannya petenis Indonesia pertama yang mencapai laga puncak WTA Tour sejak legenda Angelique Widjaja menjuarai Pattaya Open pada tahun 2002. Ini adalah penantian panjang yang kini terbayar lunas dengan kemunculan bakat menjanjikan seperti Janice.
Perjalanan Janice menuju partai pamungkas di Sao Paulo Open 2025 sungguh mengesankan. Ia tanpa ragu menyingkirkan sejumlah pemain papan atas yang berstatus unggulan. Dimulai dari babak pertama, ia menaklukkan unggulan ketujuh, Leolia Jeanjean. Kemudian, di perempat final, Janice Tjen berhasil menumbangkan unggulan ketiga, Alexandra Eala. Puncaknya, di semifinal, ia mengalahkan unggulan keenam, Francesca Jones, membuktikan kualitas dan mental juara yang dimilikinya.
Pada Senin (15/9/2025) dini hari WIB, Janice Tjen bertanding di final WTA Tour perdananya melawan Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah. Menariknya, petenis asal Prancis tersebut juga menjalani final WTA Tour pertamanya, menjanjikan laga yang penuh emosi dan determinasi dari kedua belah pihak. Sama seperti Janice, perjalanan Rakotomanga Rajaonah juga diwarnai kemenangan atas beberapa unggulan, termasuk Panna Udvardy (unggulan kedelapan) di perempat final dan Renata Zarazua (unggulan kelima) di semifinal.
Set pertama dimulai dengan persaingan ketat. Janice Tjen sempat memiliki dua kesempatan mematahkan servis lawan, namun Rakotomanga Rajaonah berhasil bertahan dan unggul 1-0 setelah dua kali deuce. Janice sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2 berkat servis tajamnya, namun ia kembali gagal memanfaatkan dua peluang break point di gim berikutnya. Momentum bergeser ketika Rakotomanga Rajaonah mematahkan servis Janice dan memimpin 4-2. Meskipun Janice berhasil merebut satu gim, Rakotomanga Rajaonah menutup set pertama dengan skor 6-3. Efektivitas menjadi pembeda; Janice hanya mampu mengonversi satu dari sembilan kesempatan break point, sementara lawannya sukses dalam kedua kesempatannya.
Memasuki set kedua, Janice Tjen langsung tertinggal 0-1 dan kemudian 0-2 setelah servisnya diwarnai double fault dan permainan solid dari Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah. Keunggulan Rakotomanga Rajaonah melebar menjadi 3-0 dengan pukulan-pukulan akurat yang sulit dijangkau Janice. Namun, semangat juang petenis Indonesia ini tak padam. Janice berhasil mematahkan servis lawan dan meraih dua gim beruntun, memperkecil ketertinggalan menjadi 2-3.
Meski sempat terhenti di gim berikutnya sehingga skor menjadi 2-4, Janice Tjen menunjukkan perlawanan sengit. Ia berhasil menyamakan kedudukan menjadi deuce setelah tertinggal 30-40, bahkan melewati perebutan poin yang alot sebelum akhirnya merebut gim tersebut, menjadikan skor 3-4. Namun, Rakotomanga Rajaonah kembali memperlebar jarak menjadi 5-3 dengan penempatan bola yang cerdik. Janice sempat menyelamatkan satu gim lagi menjadi 4-5 melalui pukulan menyilang dan servis ace. Namun, pada gim penentuan, Janice gagal menyeberangkan bola saat mencoba mematahkan servis lawan. Tiantsoa Rakotomanga Rajaonah akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan 6-3, 6-4, setelah sebuah pukulan lob-nya tak terjangkau oleh Janice yang maju ke depan net.
Meskipun harus puas menjadi runner-up, pencapaian Janice Tjen di Sao Paulo Open 2025 adalah sebuah tonggak sejarah yang patut dirayakan. Ia telah membuktikan diri mampu bersaing di level tertinggi WTA Tour, dan namanya kini tercatat sebagai harapan baru bagi masa depan tenis putri Indonesia di pentas dunia.