Dalam operasi penuh ketegangan, Prajurit TNI berhasil melakukan evakuasi terhadap sejumlah guru dan warga sipil yang terjebak di tengah kerusuhan yang melanda Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan. Momen penyelamatan tersebut berlangsung dramatis, diwarnai dengan ancaman nyata berupa serangan panah dan lemparan bom molotov dari massa yang anarkis.
Tindakan heroik Prajurit TNI ini mendapat pujian tinggi dari berbagai pihak, termasuk Kepala Distrik Elelim, Lukas Kepno. Beliau menegaskan bahwa tanpa intervensi cepat dari aparat keamanan, situasi di lapangan berpotensi jauh lebih buruk dengan jumlah korban yang jauh lebih banyak. “Kami menyaksikan sendiri bagaimana prajurit menjaga kami di tengah situasi yang genting. Mereka tidak membalas serangan dengan kekerasan, justru melindungi guru dan warga agar tetap selamat. Itu adalah tindakan yang sangat manusiawi dan patut dihargai,” ujar Lukas, seperti dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan (Puspen) TNI pada Kamis (18/9).
Kengerian situasi tersebut juga diceritakan oleh Maria Matuan, seorang perwakilan guru SD Negeri Elelim. Maria menggambarkan kepanikan yang melanda ketika massa mulai mengepung. “Kami benar-benar ketakutan saat massa mengepung. Panah-panah berterbangan, kaca jendela pecah karena molotov, dan kami tidak tahu harus bagaimana. Saat itu enam prajurit TNI datang melindungi kami,” jelasnya. Dengan penuh keberanian, enam prajurit tersebut berdiri di depan pintu, menenangkan para korban, dan berhasil membawa mereka keluar dari lokasi kerusuhan dengan selamat. “Kami merasa benar-benar dijaga,” tambah Maria, mengungkapkan rasa syukurnya.
Akar permasalahan kerusuhan yang menghebohkan ini terungkap berawal dari sebuah insiden di dalam ruang kelas SMAN 1 Yalimo. Pada Selasa pagi (16/9), saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebuah ejekan yang berbau kebencian dilontarkan, memicu reaksi berantai. Situasi yang seharusnya damai seketika memanas ketika siswa yang mengejek dipukuli oleh sejumlah siswa lainnya. Mirisnya, masyarakat setempat turut terpancing emosi dan bahkan tidak segan menyerang guru yang berupaya melerai pertikaian. Konflik di sekitar lingkungan sekolah itu pun tidak terbendung, meluas dengan cepat hingga mencengkeram seluruh wilayah Distrik Elelim, menciptakan suasana mencekam bagi semua pihak.