Dalam 3 Hari Jumlah Pelajar Keracunan MBG di Banggai Kepulauan Capai 314 Orang

Photo of author

By AdminTekno

Kasus keracunan makanan yang menimpa para pelajar penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, menunjukkan peningkatan signifikan. Dalam rentang waktu tiga hari terakhir, tercatat sebanyak 314 orang menjadi korban insiden yang meresahkan ini.

Angka ini dikonfirmasi oleh Kapolres Banggai Kepulauan, AKBP Ronaldus Karurukan, pada Jumat (19/9). Beliau menjelaskan, “Dari data Pemda, laporan jumlah pasien dari sejak tanggal 17 sampai 19 September, pasien masuk itu sudah 314 orang.” Penambahan jumlah korban ini menjadi perhatian serius pihak berwenang.

Meskipun ada penambahan, AKBP Ronaldus Karurukan menggarisbawahi bahwa mayoritas kondisi pasien stabil. Kabar baiknya, sebanyak 288 orang di antaranya telah diperbolehkan pulang. Namun, masih ada 26 pelajar yang tetap menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan, menunjukkan bahwa pemantauan masih terus dilakukan.

Ratusan pasien keracunan ini rata-rata melaporkan gejala seperti mual, pusing, muntah, bahkan hingga kejang-kejang, setelah mengonsumsi MBG. Menu yang diduga menjadi penyebab adalah ikan tuna saus, tahu goreng, sayur asam jagung, dan buah jeruk. Untuk mengungkap penyebab pasti, sampel makanan telah dikirimkan ke laboratorium forensik (labfor) dan hasilnya masih dinantikan.

Menyikapi insiden ini, penanggung jawab program MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan, Zulkifli Lamiju, menyampaikan permohonan maaf yang tulus. “Ini benar-benar di luar kemampuan kami sebagai pengelola dan penanggung jawab. Kami sangat menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak, terutama kepada para siswa dan orang tua,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Zulkifli juga menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam penyajian makanan yang mengakibatkan insiden tersebut. Ia menambahkan, “Staf lapangan seperti ahli gizi dan asisten lapangan telah diarahkan untuk memprioritaskan penanganan siswa yang terdampak,” menunjukkan komitmen mereka dalam penanganan darurat dan perawatan korban.

Secara terpisah, Bupati Banggai Kepulauan, Rusli Moidady, turut angkat bicara mengenai tragedi ini. Beliau memastikan bahwa tim kesehatan, termasuk para dokter dan tenaga medis, telah sepenuhnya dikerahkan untuk menangani para korban. “Alhamdulillah sampai dengan saat ini tidak ada yang dinyatakan kritis,” kata Rusli Moidady, menenangkan kekhawatiran publik.

Bupati Rusli Moidady lebih lanjut menjelaskan bahwa para siswa akan menjalani observasi atau pemulihan selama 1×24 jam. “Jika tidak terdapat gejala-gejala alergi, maka akan dikembalikan atau dipulangkan,” tambahnya. Ia juga menyampaikan harapan besar agar anak-anak yang masih dalam observasi segera pulih sepenuhnya dan dapat kembali beraktivitas normal.

Leave a Comment