Fermin Aldeguer, pembalap muda berbakat dari tim Gresini, baru-baru ini membuka diri mengenai pengalaman luar biasa di tahun pertamanya pada ajang MotoGP. Dalam sebuah wawancara eksklusif, ia tidak hanya mengulas progresnya yang melampaui ekspektasi, tetapi juga membagikan pandangannya tentang hubungannya dengan Marc dan Alex Marquez, serta ambisinya yang membara untuk suatu hari nanti mengenakan seragam kebanggaan tim pabrikan Ducati.
Dalam obrolan santai bersama Mundo Deportivo di Grand Prix Catalan, Aldeguer mengungkapkan bahwa musim debutnya telah jauh melampaui perkiraan awal. Pencapaian ini, menurutnya, telah memantapkan posisinya sebagai “taruhan besar” bagi Ducati di masa depan. Pada usia 19 tahun, pembalap asal Murcia ini memancarkan keyakinan diri dan ambisi yang kuat, menyadari betul bahwa jalur kariernya mengarah langsung ke tim resmi pabrikan Italia tersebut.
“Saya ingin mengenakan seragam merah Ducati sesegera mungkin, saat saya benar-benar siap. 2027? Semoga saja,” tutur Aldeguer dengan penuh harap, seperti yang dikutip oleh BolaSport.com dari MotoSan. Saat ini, tim pabrikan Ducati diperkuat oleh dua nama besar, Francesco Bagnaia dan Marc Marquez, yang kontraknya akan berakhir pada penghujung tahun 2026. Meskipun demikian, Aldeguer telah berhasil mencuri perhatian dengan meraih dua podium dan menyandang gelar rookie terbaik musim ini.
Meskipun mengakui ekspektasinya yang tinggi, Aldeguer merasa puas telah menunjukkan potensinya di lintasan. “Kami tahu betul potensi yang saya miliki. Saya diberkati dengan motor yang sangat bagus, jadi semua faktor mendukung saya untuk meraih hasil seperti ini,” jelasnya. Ia menambahkan, “Kepercayaan diri saya terhadap motor terus meningkat di setiap balapan, dan hal itu tercermin dari hasil yang kian membaik.”
Hubungan personal juga menjadi sorotan dalam perjalanan karier Aldeguer. Ia tak sungkan melontarkan pujian atas peran rekan setimnya di paddock Gresini, Alex Marquez, sekaligus menyoroti kedekatan istimewa antara Marquez bersaudara. “Marc dan Alex Marquez menyambut saya dengan sangat baik, terutama setelah upacara pembukaan di Bangkok. Kami sering berlatih bersama,” ungkap Aldeguer, mengakui bahwa hubungan ini semakin erat sejak ia bergabung dengan Gresini dan berbagi pit dengan Alex Marquez.
Salah satu pernyataan paling ikonik dari Aldeguer tahun ini muncul setelah ia finis kedua di Austria. Saat itu, ia secara terbuka menyatakan bahwa ia memiliki peluang untuk mengalahkan Marc Marquez dalam duel lap terakhir. “Pada lap-lap terakhir balapan, saya mampu menjadi sangat cepat; itu terlihat jelas di data,” ujarnya. “Saya punya sedikit keuntungan karena ban saya biasanya tiba dalam kondisi yang lebih baik. Saya tahu pengalaman saya masih kurang, tetapi ini soal kepercayaan diri, bukan kesombongan.”
Mengenai masa depannya dan distribusi motor resmi Ducati pada tahun 2026, Aldeguer menyatakan dengan tegas, “Secara kontrak, saya terikat dengan Ducati resmi dan saya bisa sedikit lebih berusaha. Berdasarkan hasil, Alex seharusnya mendapatkan motor resmi, jadi saya pikir keputusan itu harus sepenuhnya diambil oleh Ducati dan manajemen.” Memang, Alex Marquez santer disebut akan mendapatkan motor Ducati berspesifikasi pabrikan untuk MotoGP 2026.
Ducati diperkirakan akan tetap mengandalkan komposisi enam motor untuk mengarungi MotoGP 2026, dengan berbagai tipe spesifikasi. Untuk musim depan, empat motor Desmosedici GP dengan spesifikasi terbaru akan disiapkan untuk empat pembalap pilihan. Dua di antaranya tentu akan menjadi milik Francesco Bagnaia dan Marc Marquez sebagai rider tim pabrikan Ducati. Satu unit dipastikan akan ditunggangi oleh Fabio Di Giannantonio dari Pertamina VR46 Racing Team, dan unit terakhir akan menjadi milik Alex Marquez dari Gresini Racing. Keputusan untuk memberikan Alex Marquez motor GP26 ini muncul setelah tim milik Valentino Rossi, VR46 Racing Team, menolak opsi untuk menggunakan dua motor spek terbaru di musim depan, membuat Ducati memilih menyerahkan unit tersebut kepada pembalap yang dianggap paling pantas, dalam hal ini Alex Marquez.
Meskipun skenario ini sarat dengan tekanan, Aldeguer menghadapinya dengan ketenangan. “Masalah materi resmi sama sekali tidak membuat saya khawatir. Memang benar itu sangat membantu, tetapi di sisi lain, itu juga merupakan tekanan tambahan,” katanya. Menyadari dominasi Ducati sebagai tolok ukur saat ini, Aldeguer tetap membumi namun tidak kehilangan ambisinya. “Saya tahu betul pekerjaan yang kami lakukan bersama tim, potensi yang kami tunjukkan, dan mereka juga mengetahuinya. Apa pun keputusan yang mereka buat, itu pasti yang terbaik.”
Selain menganalisis internal Ducati, Aldeguer juga menyoroti kompetitor lain di lintasan. Ia menjelaskan siapa yang dianggapnya paling dekat dalam persaingan ketat. “Jelas saat ini, pabrikan yang paling kami waspadai mungkin adalah Aprilia dan KTM,” kata Aldeguer. “Menurut saya, ini akan selalu bergantung pada sirkuit, merek mana yang paling beradaptasi dengan trek tersebut. Namun, kami cenderung lebih konsisten, lebih stabil di trek mana pun.”
Jadwal MotoGP Jepang 2025 – Pahit Manis di Rumah Honda dan Lingkaran Sempurna bagi Marquez
Hasil European Talent Cup 2025 – Duel Ramadhipa dengan Murid Termuda Valentino Rossi