Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera memberikan respons setelah tercapainya kesepakatan damai fase pertama dengan Hamas pada Kamis (9/10) di Mesir. Perjanjian ini menandai langkah awal penting menuju stabilitas di kawasan.
Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menegaskan akan segera mengumpulkan anggota kabinetnya pada hari yang sama, Kamis (9/10), untuk memperoleh persetujuan penuh atas perjanjian damai tersebut dari seluruh jajaran pemerintahan. Langkah ini menunjukkan komitmen serius Israel terhadap implementasi kesepakatan.
Lebih lanjut, ia juga memberikan jaminan bahwa seluruh sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza akan segera dibebaskan dan kembali ke tanah air. Pihak Hamas sendiri telah mengonfirmasi kesediaan mereka untuk mengembalikan 20 sandera yang tersisa. Menyuarakan optimismenya, Netanyahu berujar, “Dengan pertolongan Tuhan kami akan membawa mereka pulang,” seperti yang dikutip dari laporan Reuters.
Pencapaian kesepakatan damai tahap awal antara Israel dan Hamas di Mesir ini terjadi tak lama setelah peringatan dua tahun pecahnya konflik di Gaza, sebuah momen yang kembali mengingatkan akan kompleksitas situasi di kawasan tersebut.
Di balik upaya perdamaian ini, terdapat catatan kelam dari laporan otoritas Gaza yang menyebutkan bahwa selama dua tahun serangan, lebih dari 67 ribu warga telah kehilangan nyawa. Mirisnya, mayoritas korban tersebut adalah penduduk sipil, termasuk perempuan dan anak-anak yang tak berdosa.
Menyambut baik perkembangan ini, mantan Presiden AS Donald Trump, yang dikenal sebagai salah satu inisiator upaya perdamaian di kawasan, menyebut kesepakatan damai tahap pertama ini sebagai kabar yang sangat menggembirakan bagi Dunia Arab dan Muslim. Ia menambahkan, “Ini adalah hari luar biasa bagi Dunia Arab dan Muslim, seluruh negara sekitar, AS, dan kami berterima kasih kepada para mediator – Qatar, Mesir, dan Turki – yang telah bekerja keras mewujudkan peristiwa yang tak pernah terjadi dan bersejarah ini.”