JAKARTA — Sebuah janji besar dilontarkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman: Indonesia siap meraih swasembada beras dalam waktu yang sangat ambisius, yakni dua hingga tiga bulan ke depan atau diperkirakan pada periode Desember 2025 hingga Januari 2026. Target monumental ini, menurut Amran, merupakan amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan swasembada pangan terwujud dalam satu tahun masa pemerintahannya.
Amran menjelaskan evolusi target ini, yang bermula dari komitmen Presiden Prabowo saat pelantikan. Awalnya, target swasembada pangan, khususnya beras, ditetapkan dalam empat tahun. Namun, dalam kurun 21 hari setelahnya, target tersebut direvisi menjadi tiga tahun. Perubahan progresif ini disampaikan Mentan Amran dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis sore, 9 Oktober 2025.
Tidak berhenti di situ, intensitas target terus meningkat. Hanya 45 hari kemudian, target tiga tahun kembali dipercepat menjadi hanya satu tahun. Kini, dengan penuh keyakinan, Amran optimis bahwa dalam dua hingga tiga bulan ke depan, jika tidak ada kendala berarti atau iklim ekstrem yang mengganggu, Indonesia akan benar-benar menghentikan impor beras dan mencapai status swasembada. Pernyataan ini ia sampaikan usai menghadiri rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo, menegaskan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Optimisme ini bukan tanpa dasar. Merujuk data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Amran memaparkan bahwa hingga 9 Oktober 2025, produksi beras nasional telah mencapai 33,1 juta ton. Angka ini diproyeksikan melonjak hingga 34 juta ton pada akhir November 2025, jauh melampaui capaian tahun sebelumnya yang tercatat di angka 30 juta ton. Kenaikan signifikan ini menjadi indikator kuat keberhasilan program pemerintah.
Sejalan dengan peningkatan produksi beras yang impresif, Amran juga menyoroti dampak positif terhadap kesejahteraan petani. Ia mengungkapkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami kenaikan signifikan, yang secara langsung berimplikasi pada peningkatan taraf hidup para petani di seluruh negeri.
Amran merinci, target NTP yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan adalah 110 persen. Namun, saat ini NTP telah melambung hingga 124,36 persen, jauh di atas ekspektasi. Demikian pula dengan produksi beras, yang targetnya ditetapkan Komisi IV DPR dan Kementerian Keuangan sebesar 32 juta ton, telah terlampaui dengan capaian 33,1 juta ton. Bahkan, diprediksi akan mencapai minimal 34 juta ton pada akhir tahun ini, menandai rekor produksi yang mengesankan.
Capaian produksi beras yang memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah ini tidak lepas dari serangkaian perbaikan fundamental di berbagai sektor. Beberapa faktor kunci meliputi distribusi pupuk yang kini lebih efisien dan langsung menjangkau petani, pembenahan sistem irigasi, optimalisasi distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penyederhanaan regulasi yang sebelumnya berbelit. Selain itu, percepatan program cetak sawah baru di berbagai daerah turut menjadi pilar utama dalam mendongkrak kapasitas produksi nasional.
Rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto ini, tidak hanya fokus pada strategi swasembada pangan namun juga membahas isu-isu krusial lainnya demi kemajuan sektor pertanian. Selain Mentan Amran Sulaiman, turut hadir dalam pertemuan penting tersebut Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Koperasi Ferry Juliantono, serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih lainnya, menunjukkan koordinasi lintas sektor yang kuat dalam mencapai visi ketahanan pangan nasional.
Ringkasan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Indonesia menargetkan swasembada beras dalam dua hingga tiga bulan ke depan, diperkirakan pada Desember 2025 hingga Januari 2026. Target ini merupakan amanat dari Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan swasembada pangan tercapai dalam satu tahun pemerintahannya, yang awalnya ditargetkan empat tahun dan kemudian tiga tahun.
Optimisme ini didasarkan pada data BPS yang menunjukkan produksi beras nasional mencapai 33,1 juta ton pada 9 Oktober 2025, dan diproyeksikan meningkat menjadi 34 juta ton pada akhir November 2025. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) juga mengalami kenaikan signifikan, melampaui target Kementerian Keuangan, serta perbaikan dalam distribusi pupuk, sistem irigasi, alsintan, dan penyederhanaan regulasi.