Trump ke Malaysia: Damaikan Kamboja-Thailand, Ada Apa?

Photo of author

By AdminTekno

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikonfirmasi akan menghadiri upacara penandatanganan perjanjian damai yang krusial antara Kamboja dan Thailand. Momen diplomatik penting ini dijadwalkan berlangsung di Malaysia, negara yang sepanjang tahun 2025 mengemban keketuaan ASEAN. Dengan posisi tersebut, Malaysia menjadi tuan rumah bagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dan berbagai pertemuan tingkat menteri atau pejabat senior lainnya.

Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hassan, mengonfirmasi kabar ini pada Senin (13/7) seperti dikutip dari AFP. Hassan menyatakan, “Presiden Donald Trump sangat menantikan untuk menyaksikan perjanjian damai Kamboja-Thailand,” menggarisbawahi bobot kehadiran pemimpin AS dalam upaya stabilisasi regional.

Perjanjian damai ini hadir setelah kedua negara anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand, terlibat dalam konflik sengit pada Juli lalu. Pertempuran tersebut menorehkan luka mendalam, menewaskan lebih dari 40 jiwa dan mengakibatkan sekitar 300 ribu warga kehilangan tempat tinggal, memicu krisis kemanusiaan yang signifikan.

Sebelumnya, Presiden Trump telah memainkan peran krusial dalam mediasi yang berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand. Namun, komitmen tersebut sempat goyah akibat tudingan berulang dari kedua belah pihak terkait pelanggaran gencatan senjata, menggarisbawahi urgensi penandatanganan perjanjian damai yang lebih kokoh ini.

Kehadiran Donald Trump di Kuala Lumpur diperkirakan akan menjadi salah satu sorotan utama pada KTT yang akan berlangsung dari 26 hingga 28 Oktober 2025. Partisipasi beliau diharapkan dapat memberikan bobot diplomasi yang signifikan bagi proses perdamaian regional dan memperkuat stabilitas kawasan.

Pengakuan atas peran Trump dalam meredakan konflik regional sebelumnya telah disuarakan oleh Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, yang sempat menominasikan beliau untuk Penghargaan Nobel Perdamaian. Meskipun nominasi tersebut tidak berhasil dalam pengumuman pekan lalu, Hun Manet menegaskan bahwa ketegangan antara Kamboja dan Thailand dapat terhenti berkat “inovasi diplomasi Trump” yang dinilai efektif.

Dukungan terhadap upaya perdamaian juga terlihat dari sisi Thailand. Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, pada pekan lalu telah menerima surat langsung dari Presiden AS tersebut. Surat itu berisikan harapan kuat dari Amerika Serikat agar kedua negara dapat sepenuhnya mengatasi krisis dan membangun fondasi hubungan yang lebih stabil serta damai di masa depan.

Daftar Isi

Ringkasan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikonfirmasi akan menghadiri penandatanganan perjanjian damai antara Kamboja dan Thailand di Malaysia, yang memegang keketuaan ASEAN 2025. Kehadirannya dinilai penting mengingat peran Trump sebelumnya dalam mediasi gencatan senjata antara kedua negara yang terlibat konflik sengit yang menyebabkan banyak korban jiwa dan pengungsian.

Partisipasi Trump diharapkan memberikan bobot diplomasi signifikan bagi proses perdamaian regional dan memperkuat stabilitas kawasan. Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, sebelumnya menominasikan Trump untuk Penghargaan Nobel Perdamaian atas peran diplomasinya, dan Perdana Menteri Thailand juga menerima surat dari Trump yang menekankan harapan akan hubungan yang lebih stabil dan damai.

Leave a Comment