Pencarian Monster Loch Ness yang misterius selama seabad, apakah terbukti ada?

Photo of author

By AdminTekno

Seorang manajer hotel yang menyaksikan hal tak biasa pada tahun 1933 secara tak terduga berkontribusi besar dalam membentuk mitos monster modern yang kita kenal hari ini. Kisah ini terus memukau, bahkan para ilmuwan pun pada tahun 1987, seperti yang dilaporkan oleh BBC, menggunakan peralatan sonar canggih untuk mencari keberadaan Monster Loch Ness, atau yang akrab disapa Nessie.

Misteri abadi Monster Loch Ness telah membingungkan para peneliti namun sekaligus memikat hati para wisatawan selama beberapa dekade. Terletak di Dataran Tinggi Skotlandia, Loch Ness adalah danau yang panjang dan sempit, dengan volume air yang melebihi gabungan seluruh danau di Inggris dan Wales. Di kedalamannya yang misterius, siapa yang bisa menebak rahasia apa yang mungkin tersimpan?

Perburuan Sang Monster Legendaris

Dari pemburu hewan buruan besar yang serius hingga pemain trombon yang mencoba memikat makhluk itu dengan meniru panggilan kawin, para ahli dan amatir telah mencurahkan pikiran dan hati mereka untuk menemukan Nessie. Puncak dari upaya ini terjadi pada tahun 1987, saat sebuah ekspedisi sonar besar-besaran, yang dijuluki Operasi Deepscan, diluncurkan untuk secara definitif mencari tahu apakah Monster Loch Ness benar-benar ada.

Ketika Operasi Deepscan dimulai, media dari seluruh dunia berbondong-bondong datang ke padang rumput tenang di sekitar loch—istilah Skotlandia untuk danau—ini. Sebuah tim pemburu monster internasional tiba dengan perlengkapan berteknologi tinggi senilai US$1,35 juta (setara Rp22 miliar pada waktu itu), berharap dapat memaksa Nessie keluar dari persembunyiannya. Sebanyak 24 kapal berjajar di sepanjang danau, masing-masing dilengkapi dengan sonar canggih yang memancarkan gelombang suara hingga ke kedalaman terdalam. Sepanjang 37 kilometer, armada itu menyaring air dengan jaring sonik, sementara para ilmuwan memindai peta untuk mencari tanda-tanda keberadaan sang monster.

Namun, setelah seminggu pencarian intens, tidak ada monster yang ditemukan secara langsung. Meskipun demikian, sensor berhasil menangkap tiga kontak sonar yang mengindikasikan keberadaan sesuatu yang besar di perairan bawah reruntuhan Kastil Urquhart. Walaupun entitas itu bisa saja seekor anjing laut atau sekawanan salmon besar, kabar baiknya adalah temuan tersebut berhasil menjaga mitos Monster Loch Ness tetap hidup.

Adrian Shine, pemimpin proyek dan seorang pemburu veteran, berkomentar kepada BBC: “Saya pikir jika kami berhasil mendapatkan ikan sebesar yang ditunjukkan oleh kontak-kontak sonar itu, saya rasa tidak akan ada yang terlalu kecewa, dan semua saksi mata itu akan mendapatkan kebenaran.” Hasil misi ini pada akhirnya dianggap tidak meyakinkan, atau “tidak terbukti” dalam istilah hukum Skotlandia. Pakar sonar Darrell Lowrance, dengan tegas menyatakan: “Itu tidak berarti ada monster di sini, tetapi saya kira, tidak berarti tak ada.” Para turis tampaknya tidak terpengaruh, dengan seorang wanita bersikeras bahwa dia “secara jelas” melihat monster tersebut selama kunjungannya. Seperti yang disimpulkan oleh Clive Ferguson dari BBC: “Jika tidak ada yang lain, Operasi Deepscan telah membuktikan satu hal; Anda tidak bisa membunuh legenda dengan sains.”

Baca juga:

  • Misteri monster Loch Ness terpecahkan?
  • Monster Loch Ness yang misterius: Reptil prasejarah atau sejenis belut raksasa?

Legenda asli Nessie sebenarnya berakar pada abad ke-6, ketika biarawan Irlandia Abad Pertengahan, St. Columba, konon bertemu dengan sesosok makhluk di Sungai Ness yang mengalir dari danau. Namun, mitos monster modern mulai berkembang pesat pada tahun 1933, berkat seorang saksi mata yang awalnya tampak ragu-ragu.

Pada suatu hari di musim semi yang cerah, manajer hotel Aldie Mackay melihat sesuatu yang luar biasa di dalam air. Baru 50 tahun kemudian, dia akhirnya memutuskan untuk membagikan kesaksiannya dalam wawancara radio pertamanya di acara BBC The World This Weekend. Mackay menceritakan bahwa permukaan danau kala itu sangat tenang, “tampak seperti disetrika,” ketika tiba-tiba makhluk itu muncul. “Sungguh tidak biasa sampai-sampai Anda tidak percaya pada apa yang Anda lihat. Makhluk itu muncul begitu saja; mungkin seekor gajah, mungkin seekor paus, bisa apa saja,” tuturnya.

“Makhluk itu besar, hitam, dan berkilau karena basah. Makhluk itu masuk ke dalam danau, berputar-putar, lalu menghilang begitu saja.” Mengetahui cerita rakyat lokal tentang monster, ia mengaku sempat menertawakan dirinya sendiri, berpikir, “inilah monsternya, tapi aku tidak memercayainya.” Kisahnya pun dengan cepat menyebar luas. “Suatu malam kami sedang mendiskusikannya dengan seorang teman yang pergi keluar dan dia berjanji untuk tidak mengulanginya, lalu dia pergi dan menceritakannya kepada orang lain yang juga berjanji untuk tidak menceritakannya,” ujar Mackay, menceritakan bagaimana desas-desus itu terus menyebar.

Cerita ini akhirnya sampai ke Alex Campbell, seorang polisi perikanan yang juga merupakan koresponden paruh waktu di surat kabar lokal Inverness Courier. “Dari situlah kisahnya berkembang,” kata Mackay, “karena Daily Mail atau surat kabar lain memberitakannya, dan kemudian menyebar luas.”

Antara Gajah dan Belalai di Atas Air

Puluhan tahun kemudian, Mackay tetap bersikap rendah hati mengenai perannya dalam menciptakan industri Nessie yang mendunia. “Saya terkadang merasa sangat kesal karena kita mendapatkan pujian ketika memulai ini untuk menarik wisatawan. Padahal tidak. Saya tidak punya kemampuan untuk memikirkan hal seperti itu untuk menarik wisatawan,” ujarnya. “Saya mendapat pujian karena memiliki otak lebih banyak daripada yang sebenarnya saya miliki!” katanya menyindir.

Berbeda dengan Mackay, Campbell tidaklah serendah hati itu. Ia akhirnya tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai “saksi mata Monster Loch Ness paling produktif,” dengan klaim menakjubkan 17 penampakan. Dalam wawancara tahun 1938 di program radio BBC Fact or Fiction, ia mengingat pengalaman Mackay: “Saya tahu itu cerita yang bagus, sesuatu yang luar biasa.” Ia melanjutkan, “Sesampainya di rumah, saya hanya memikirkan satu hal: dengan kata apa saya bisa menyebut makhluk itu? Akhirnya, ‘monster’ muncul dengan sendirinya, dan begitulah saya memperkenalkan Monster Loch Ness ke dunia.”

Baca juga:

  • Dongeng populer berakar di masa ribuan tahun lalu
  • Baba Yaga, penyihir paling jahat dan menyeramkan dari cerita rakyat Rusia

Sejak saat itu, kegilaan terhadap Nessie pun lahir. Pada Desember 1933, surat kabar Daily Mail bahkan menugaskan pemburu hewan buruan besar, Marmaduke Wetherell, untuk melacak monster tersebut. Ia menemukan jejak kaki besar di pantai, namun para ahli zoologi dengan cepat menyadari bahwa jejak itu palsu, dibuat menggunakan tempat payung atau asbak bergambar kaki kuda nil. Pada tahun 1938, sejumlah tokoh lokal hadir di acara Fact or Fiction untuk menceritakan penampakan mereka sendiri.

Donald McDonald, seorang pemilik garasi terkemuka, mengaku melihat monster tersebut lima kali. “Terakhir kali pada bulan Maret tahun ini, monster itu tampak seperti perahu nelayan terbalik, sekitar 45 sentimeter di atas air, dan panjangnya sekitar 4,5 hingga 5,4 meter,” ujarnya. Seorang guru sekolah menggambarkan “leher yang panjang, ramping, dan tampak seperti ular serta kepala kecil yang mencuat dari danau.” Sementara itu, Pastor Basil Wedge, seorang biarawan Benediktin, mengatakan dia melihat “tiga punuk besar” di dalam air, dan yakin ada “sekelompok monster” di sana. Sopir truk, John Cameron, juga berkata: “Saya rasa panjangnya sekitar 2,4 meter, dengan bagian belakangnya sekitar 60 sentimeter di atas air. Itu mengingatkan saya pada seekor kuda tua.”

Foto paling terkenal muncul pada tahun 1934, di puncak kegilaan Nessie, yang menggambarkan leher ramping seperti ular yang muncul dari danau. Selama beberapa dekade, foto ini membingungkan para ahli Nessiologi. Hingga pada tahun 1979, naturalis California, Dennis Power, mengemukakan teori bahwa “monster” yang digambarkan itu sebenarnya adalah seekor gajah yang berenang dengan belalai di atas air. Gajah, katanya, bisa berenang hingga 48 kilometer. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa gagasan tentang gajah di Dataran Tinggi Skotlandia hampir sama mustahilnya dengan monster sungguhan. “Kami ingin sekali mengajukan hibah pemerintah untuk empat tiket pulang pergi ke Skotlandia dan membeli 40 ton kacang tanah. Kami ingin mencoba menjebaknya [monster Nessie], tapi itu mungkin mustahil,” candanya.

Walaupun foto ikonik itu kemudian terungkap sebagai hoaks, teori tentang gajah berenang yang tidak mungkin itu tak dilupakan begitu saja. Pada tahun 2006, Neil Clark, kurator paleontologi di Museum Hunterian Universitas Glasgow, berpendapat bahwa penampakan pada tahun 1930-an kemungkinan besar adalah gajah sirkus. Sirkus pada masa itu sering mengunjungi Inverness, kota dekat Skotlandia, dan sering singgah di Loch Ness untuk mengistirahatkan hewan-hewan mereka. “Ketika gajah-gajah mereka berenang di danau, hanya belalai dan dua punuk yang terlihat—punuk pertama adalah kepala, yang kedua punggung,” ucap Clark.

Clark mengakui sebagian besar penampakan Nessie bisa dijelaskan melalui kayu gelondongan atau ombak yang mengapung. Namun, ketika ditanya apakah dia percaya pada Monster Loch Ness, Clark dengan penuh teka-teki berkata: “Saya percaya ada sesuatu yang hidup di Loch Ness.”

Operasi Deepscan yang berbiaya besar mungkin gagal untuk menangkap Nessie, tetapi satu upaya ilmiah yang lebih sederhana pada tahun 1976 mencapai hasil serupa dengan biaya yang jauh lebih murah. Pemain trombon Amerika, Bob Samborski, mencoba membujuk Nessie dengan membuat suara panggilan untuk “kawin” pada instrumennya. Ia mengatakan kepada BBC Radio Highland bahwa jika monster itu benar-benar muncul, salah satu dari dua hal akan terjadi: “Entah saya akan menjadi kaya dan terkenal, atau jika ia [Nessie] sangat menyukainya sampai-sampai ia memakan saya hidup-hidup, setidaknya saya akan terkenal dan orang lain akan menjadi kaya.”

  • Monster Loch Ness yang misterius: Reptil prasejarah atau sejenis belut raksasa?
  • Ikan araipama: Predator yang dikhawatirkan jadi ‘monster penguasa’ Sungai Brantas
  • Jadi, mahluk apakah yang ditemukan di pantai Texas akibat Badai Harvey ini?

Leave a Comment