Kita Tekno – Pemerintah Indonesia mengambil langkah konkret untuk memperkuat daya beli masyarakat yang terus menghadapi tantangan ekonomi. Melalui penyaluran bantuan sosial (bansos) tunai, sebanyak 35 juta keluarga ditargetkan menerima dukungan finansial ini.
Bantuan sosial tunai yang disebut Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) ini akan disalurkan masing-masing sebesar Rp 900 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM). Dana ini merupakan alokasi Rp 300 ribu per keluarga untuk periode Oktober, November, dan Desember, yang diharapkan tuntas dicairkan dalam kurun waktu dua pekan ke depan.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta pada 18 Oktober, mengonfirmasi bahwa proses pencairan BLTS sudah mulai berjalan. Beliau menegaskan, “Pencairannya satu kali, sekaligus,” menunjukkan komitmen pemerintah untuk penyaluran yang efisien.
Dana BLTS ini diharapkan mampu menjadi penopang utama untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat. Dengan asumsi setiap keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua anak, bantuan ini diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi sekitar 140 juta jiwa di seluruh Indonesia.
KDM Sebut Desa Rengasjajar Bogor Bisa Dapat Rp 43 Miliar Setahun dari Tambang Parung Panjang
Saifullah Yusuf, yang juga menjabat sebagai Sekjen PBNU, menjelaskan bahwa BLTS ini merupakan inisiatif yang berbeda dari bansos tunai reguler yang selama ini disalurkan setiap bulan. Pemerintah telah menyiapkan total anggaran fantastis sebesar Rp 31,54 triliun khusus untuk program BLTS, dengan harapan dana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh keluarga penerima.
Mensos juga menuturkan bahwa selama ini pemerintah telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 20,88 juta keluarga penerima manfaat. Beliau kembali menegaskan bahwa BLTS ini disalurkan di luar dari daftar penerima BLT reguler.
Perincian bansos pemerintah semakin menunjukkan komitmen luasnya. Program Keluarga Harapan (PKH) murni, misalnya, menjangkau 398.714 keluarga, dengan masing-masing menerima Rp 2,8 juta per tahun dan total anggaran Rp 1,116 triliun. Selain itu, Program Sembako murni diberikan kepada 8.675.797 keluarga, di mana setiap keluarga menerima Rp 2,4 juta per tahun, dengan total anggaran mencapai Rp 20,822 triliun.
Wali Kota Eri Cahyadi Jamin Legalitas 117 Pondok Pesantren di Surabaya: Semua Punya IMB
Kombinasi penerima PKH dan Sembako mencakup 9.601.286 keluarga. Masing-masing mendapatkan Rp 5,2 juta per tahun, menelan anggaran hingga Rp 49,927 triliun. Tak hanya itu, pemerintah juga menyalurkan bansos penebalan untuk periode Juni-Juli 2025 kepada 18.277.083 keluarga. Setiap keluarga penerima mendapatkan Rp 400 ribu, dengan total anggaran Rp 7,311 triliun.
Dengan adanya BLTS ini, bantuan sosial pemerintah semakin bervariasi jenisnya, mengukuhkan perannya sebagai stimulus ekonomi yang vital dalam menjaga kestabilan finansial masyarakat di tengah berbagai tantangan.
Ringkasan
Pemerintah Indonesia menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) sebesar Rp 900 ribu kepada 35 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan ini merupakan alokasi untuk bulan Oktober, November, dan Desember, dengan target pencairan selesai dalam dua pekan. Dana BLTS diharapkan dapat menjaga stabilitas daya beli masyarakat.
BLTS ini berbeda dari bansos tunai reguler dan pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 31,54 triliun untuk program ini. Sebelumnya, pemerintah juga telah menyalurkan BLT melalui Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 20,88 juta keluarga penerima manfaat. Dengan adanya BLTS, variasi bantuan sosial pemerintah semakin beragam.