Kita Tekno – Dalam beberapa hari terakhir, pertanyaan seputar status Hari Diwali sebagai libur nasional ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Diwali, atau dikenal juga sebagai Deepavali, merupakan salah satu festival keagamaan paling penting bagi umat Hindu, Sikhisme, dan Jainisme. Perayaan yang pada tahun 2025 ini akan jatuh pada tanggal 21 Oktober tersebut, didedikasikan untuk menghormati Dewi Lakshmi, lambang kemakmuran dan keberuntungan. Secara terminologi, “Deepavali” sendiri memiliki makna “deretan cahaya,” sebuah gambaran yang sangat merefleksikan esensi perayaan ini.

Penjelasan Status Hari Diwali 2025
Menjawab pertanyaan yang banyak diajukan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, telah ditegaskan bahwa Hari Diwali yang jatuh pada 21 Oktober 2025 tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional. Ini berarti, pada tanggal tersebut, aktivitas kerja dan sekolah akan tetap berjalan seperti biasa di seluruh Indonesia.
Meski demikian, absennya status libur nasional tidak mengurangi makna penting perayaan ini bagi umat Hindu di Indonesia. Di berbagai daerah seperti Bali, Medan, dan beberapa kota besar lainnya, umat Hindu akan tetap merayakan Diwali sebagai hari besar keagamaan dengan segala nilai spiritual dan tradisi yang mereka pegang teguh. Masyarakat yang merayakan dapat melaksanakannya di waktu luang pribadi, tanpa adanya hari libur resmi yang diberikan pemerintah.

Mengenal Lebih Dekat Perayaan Diwali
Perayaan Diwali, atau Deepavali, secara esensial memang dikenal sebagai “festival cahaya.” Membedah asal katanya, “deep” berarti cahaya, sementara “avali” bermakna barisan atau deretan. Dari sinilah lahir penafsiran Deepavali sebagai sebuah “festival penuh cahaya,” yang melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan cahaya atas kegelapan. Simbolisme mendalam ini menjadi inti dari setiap tradisi yang dijalankan.
Waktu perayaan Diwali tidak selalu sama setiap tahunnya. Penetapan tanggalnya didasarkan pada kalender Hindu, di mana Diwali selalu jatuh pada hari ke-15 bulan Kartik. Secara umum, perayaan ini berlangsung antara bulan Oktober atau November.
Tradisi Unik Perayaan Diwali
Seperti telah disebutkan, Diwali merepresentasikan kemenangan cahaya atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan. Tradisi perayaan Hari Diwali sangat kaya akan simbolisme dan ritual yang indah. Umumnya, umat yang merayakan akan menyalakan lampu tanah liat yang dikenal sebagai diya, lilin, serta mendekorasi rumah dengan berbagai lampu warna-warni dan pola rangoli yang terbuat dari beras dan ampas kelapa di depan pintu.
Selain itu, perayaan ini juga melibatkan ritual pembersihan rumah sebagai lambang pembersihan dari dosa, mengenakan pakaian baru, serta saling berbagi makanan manis dan hadiah kepada kerabat dan teman. Suasana sukacita semakin semarak dengan penyalaan kembang api, yang melambangkan harapan akan kekayaan dan kemakmuran di masa depan. Kegiatan pawai juga sering diadakan untuk memeriahkan suasana.
Perayaan Diwali sejatinya berlangsung selama beberapa hari, diawali dengan Hari Dhanteras. Momen ini dianggap baik untuk membeli barang berharga dan merupakan waktu untuk memuja Dewa Dhanvantari demi kesehatan dan kesejahteraan. Hari berikutnya adalah Naraka Chaturdashi, yang menandai kemenangan Dewa Krishna atas raksasa jahat Narakasura, di mana umat melakukan tradisi membersihkan diri dan rumah.
Secara keseluruhan, Diwali adalah momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, melakukan pemujaan spiritual, dan menikmati suasana penuh warna dan cahaya yang melambangkan harapan baru serta kemenangan spiritual. Perayaan ini juga memperkuat rasa persatuan umat dan menjadi tonggak sejarah penting dalam tradisi Hindu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Ringkasan
Diwali, atau Deepavali, adalah festival keagamaan penting bagi umat Hindu, Sikhisme, dan Jainisme yang dirayakan untuk menghormati Dewi Lakshmi. Perayaan ini, yang jatuh pada tanggal 21 Oktober 2025, memiliki makna “deretan cahaya” dan melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Meskipun demikian, berdasarkan SKB Tiga Menteri, Diwali tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional di Indonesia.
Walaupun bukan hari libur nasional, Diwali tetap dirayakan oleh umat Hindu di berbagai daerah di Indonesia dengan tradisi unik seperti menyalakan lampu diya, mendekorasi rumah dengan lampu dan rangoli, serta saling berbagi makanan dan hadiah. Perayaan ini berlangsung selama beberapa hari, dimulai dengan Hari Dhanteras dan Naraka Chaturdashi, dan menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga dan memperkuat rasa persatuan.