Kepolisian Prancis sedang menyelidiki aksi pencurian di Museum Louvre, Paris yang merampok sejumlah perhiasan yang tak ternilai harganya pada Minggu (19/10).
Gerombolan pencuri membobol museum dengan berbagai alat pada siang bolong, kemudian kabur menggunakan motor skuter sambil membawa delapan perhiasan yang sangat berharga.
Menurut Chris Marinello, kepala eksekutif Art Recovery International, kepolisian Prancis “tahu bahwa jika para pencuri tidak ditangkap dalam 24 jam atau 48 jam ke depan, barang-barang ini akan hilang.”
Di luar periode tersebut, tambahnya, kepolisian Prancis “mungkin akan menangkap para bandit, tapi mereka tidak akan mendapatkan perhiasan kembali”.
Berikut informasi yang kami peroleh tentang kejahatan yang menggemparkan Prancis ini.
Bagaimana kronologi pencurian yang berlangsung tujuh menit?
Gerombolan pencuri tersebut dilaporkan tiba pukul 09.30 waktu setempat, tak lama setelah museum dibuka untuk pengunjung.
Empat tersangka menggunakan tangga mekanis yang terpasang di kendaraan untuk mengakses Galerie d’Apollon (Galeri Apollo) melalui balkon di dekat Sungai Seine.
Foto-foto dari tempat kejadian perkara menunjukkan sebuah tangga bersandar ke jendela lantai satu.
Dua pencuri masuk ke dalam museum dengan membobol jendela menggunakan perkakas listrik.
Mereka kemudian mengancam para penjaga, yang kemudian mengevakuasi pengunjung. Para pencuri lalu membobol dua etalase berisi perhiasan.
Sebuah laporan awal mengungkapkan bahwa satu dari tiga ruangan di area museum yang dirampok tidak memiliki kamera CCTV, menurut media Prancis.
Kepolisian Prancis mengatakan para pencuri berada di dalam museum selama empat menit.
Mereka lantas melarikan diri dengan dua skuter yang menunggu di luar pada pukul 09.37.
Rentetan pencurian itu berlangsung hanya tujuh menit.
Ini adalah peristiwa yang “sangat menyakitkan” bagi Prancis, kata Natalie Goulet, anggota komite keuangan Senat Prancis.
“Kami semua kecewa dan marah,” ujarnya, dan “sulit untuk memahami bagaimana hal itu bisa terjadi begitu mudah.”
Goulet mengatakan kepada BBC bahwa alarm galeri baru-baru ini rusak, dan “kami harus menunggu penyelidikan untuk mengetahui apakah alarm tersebut dinonaktifkan”.
Kementerian Kebudayaan Prancis mengatakan alarm sentral di museum memang berbunyi dan staf mematuhi protokol dengan menghubungi pasukan keamanan dan melindungi pengunjung.
Gerombolan pencuri tersebut mencoba membakar kendaraan mereka di luar, tetapi dicegah oleh seorang staf museum, tambah Kementerian Kebudayaan Prancis.
Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, mengatakan kepada media berita Prancis TF1 bahwa rekaman video menunjukkan para perampok bertopeng masuk “dengan tenang” dan menghancurkan etalase berisi perhiasan. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Dati menggambarkan para pencuri tampaknya “berpengalaman” dengan rencana matang mengingat mereka kabur menggunakann dua skuter yang menunggu di luar museum.
Sekitar 60 petugas sedang menyelidiki kasus ini. Kejaksaan Prancis menyampaikan dugaan bahwa para perampok tersebut diperintah organisasi kriminal.
Pencarian terhadap empat tersangka sedang dilakukan dan penyidik sedang mempelajari rekaman CCTV untuk menelusuri rute pelarian mereka.
Seorang saksi menggambarkan suasana “kepanikan total” saat museum dievakuasi.
Rekaman video menunjukkan pintu masuk museum ditutup dengan gerbang besi.
Perhiasan apa saja yang dicuri?
Menurut pihak berwenang Prancis, delapan barang dicuri, termasuk diadem (ikat kepala berhiaskan permata), kalung, anting-anting, dan bros.
Semuanya berasal dari abad ke-19, dan dulunya milik keluarga kerajaan atau penguasa kekaisaran Prancis.
Kementerian Kebudayaan Prancis menyatakan bahwa barang-barang yang dicuri mencakup:
- Sebuah tiara dan bros milik Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III
- Sebuah kalung zamrud dan sepasang anting-anting zamrud dari Permaisuri Marie Louise
- Sebuah tiara, kalung, dan satu anting dari set safir milik Ratu Marie-Amelie dan Ratu Hortense
- Sebuah bros yang dikenal sebagai “bros relikui”
Perhiasan-perhiasan ini dihiasi dengan ribuan berlian dan batu permata berharga lainnya.
Mahkota Permaisuri Eugénie ditemukan rusak, kata para penyelidik, tampaknya terjatuh saat para pencuri berusaha kabur.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Laurent Nuñez, menyebut permata yang dicuri itu “tak ternilai” dan “memiliki nilai warisan yang tak terkira”.
“Saat ini sedang terjadi perburuan” ujar Chris Marinello, kepala eksekutif Art Recovery International.
Mahkota dan diadem dapat dengan mudah dipecah dan dijual dalam potongan-potongan kecil.
Para pencuri “tidak akan menyimpannya utuh, mereka akan menghancurkannya, melebur logam berharganya, memotong ulang batu-batu berharganya, dan menyembunyikan bukti kejahatan mereka,” kata Marinello.
Akan sulit untuk menjual permata-permata ini secara utuh, katanya.
Awal tahun ini, para pejabat di Louvre meminta bantuan dari pemerintah Prancis untuk merestorasi dan merenovasi ruang pameran museum yang sudah tua serta melindungi karya seninya dengan lebih baik.
Saat itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji bahwa Louvre akan didesain ulang sebagai bagian dari proyek Renaisans Baru—yang diperkirakan menelan biaya antara €700 juta dan €800 juta (Rp13,3 triliun – Rp15,2 triliun). Proyek ini mencakup peningkatan keamanan.
Apakah pencurian serupa pernah terjadi sebelumnya?
Pada 1911, seorang pegawai museum Italia membawa kabur lukisan Mona Lisa di balik mantelnya setelah mengangkat lukisan itu—yang saat itu kurang dikenal publik—langsung dari dinding sebuah galeri yang sepi.
Lukisan itu ditemukan kembali dua tahun kemudian. Pelakunya mengatakan dirinya termotivasi oleh keyakinan bahwa lukisan mahakarya Leonardo da Vinci itu milik Italia.
Kini, percobaan pencurian lukisam Mona Lisa semakin jarang. Lukisan itu, yang mungkin paling terkenal dalam koleksi Museum Louvre, tergantung di kompartemen kaca dengan keamanan tinggi.
Pada 1998, Le Chemin de Sevres—lukisan abad ke-19 karya Camille Corot—dicuri dan tidak pernah ditemukan. Insiden ini mendorong perombakan besar-besaran keamanan Museum Louvre.
Baru-baru ini, terjadi serangkaian pencurian yang menyasar museum-museum Prancis.
Bulan lalu, pencuri membobol Museum Adrien Dubouche di Limoges dan mencuri karya-karya porselen yang konon bernilai €9,5 juta (Rp185 miliar).
Pada November 2024, tujuh benda “bernilai sejarah dan warisan budaya yang tinggi” dicuri dari Museum Cognacq-Jay di Paris. Lima benda ditemukan kembali beberapa hari yang lalu.
Pada bulan yang sama, sejumlah perampok bersenjata menyerbu Museum Hieron di Burgundy. Mereka melepaskan tembakan, lalu melarikan diri dengan membawa karya seni abad ke-20 senilai ratusan miliaran rupiah.
- Misteri lokasi Mona Lisa dilukis dipecahkan ahli geologi
- Koleksi British Museum dicuri, bagaimana cara mengamankan benda berharga di museum?
- Dilempari sup, lukisan Mona Lisa jadi sasaran demonstrasi lingkungan
- Koleksi British Museum dicuri, bagaimana cara mengamankan benda berharga di museum?
- Kasus sopir bus yang mencuri lukisan miliaran rupiah di museum Inggris
- Ketika dunia disibukkan dengan virus corona, tiga lukisan mahal senilai US$12 juta dicuri dari Universitas Oxford