
Komite Olimpiade Internasional (IOC) baru-baru ini menyatakan bahwa peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade kini tertutup. Keputusan ini merupakan konsekuensi langsung dari insiden pembatalan partisipasi atlet senam Israel dalam sebuah Kejuaraan Dunia Senam yang diselenggarakan di Indonesia. Menanggapi situasi sensitif ini, Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, angkat bicara.
Meski keputusan IOC tersebut cukup signifikan, Oktohari menegaskan bahwa ia tidak terlalu khawatir. Terkait prospek Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade, ia menyerahkan sepenuhnya kebijakan dan keputusan kepada pemerintah. “Kalau terkait dengan Olimpiade itu nanti kita tanya balik sama pemerintah, pemerintah maunya apa gitu. Karena kalau Olimpiade Youth Games itu kan, Youth Olympic itu kan 2030,” ungkap Okto kepada kumparan pada Kamis (23/10).
Oktohari melanjutkan bahwa segala keputusan terkait potensi menjadi tuan rumah ajang olahraga multinasional tersebut kini menunggu arahan resmi dari pemerintah. Ia juga menyampaikan pesan agar masyarakat tidak perlu panik. “Kalau jadi tuan rumah, saya rasa sekarang nunggu arahan dari pemerintah aja sih. Tapi saya enggak khawatir, saya tidak ada kekhawatiran yang terlalu berlebihan di situ. Jadi enggak usah panik juga, ini masih terkontrol sih mestinya,” tambahnya, menegaskan situasi masih dalam kendali.

Perlu diketahui, sikap tegas IOC ini bukan tanpa sebab. Sebelumnya, Komite Olimpiade Internasional telah mendesak berbagai federasi olahraga agar tidak menggelar kejuaraan di Indonesia. Desakan tersebut juga dipicu oleh pelarangan atlet Israel berkompetisi dalam Kejuaraan Dunia Senam yang berlangsung di Indonesia.
Lebih lanjut, IOC secara gamblang mengumumkan penghentian semua diskusi mengenai potensi Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade. Pembicaraan ini akan dilanjutkan kembali hanya jika pemerintah Indonesia dapat memberikan jaminan penuh bahwa semua atlet dari negara mana pun dapat bertanding dan berkompetisi di Indonesia tanpa diskriminasi.