
Perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN sukses digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu (26/10). Acara penting ini mempertemukan para pemimpin negara anggota ASEAN, termasuk kehadiran Presiden Indonesia Prabowo Subianto, untuk membahas berbagai isu strategis dan memperkuat kerja sama regional.
KTT kali ini ditandai oleh beberapa peristiwa penting yang menarik perhatian. Salah satunya adalah penetapan resmi Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, serta momen ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara khusus melayangkan pujian kepada Presiden Prabowo Subianto. Berbagai sorotan menarik dari gelaran KTT ini akan diulas lebih lanjut.
Timor Leste Resmi Jadi Anggota ke-11 ASEAN

Momen bersejarah tercipta saat Timor Leste secara resmi diakui sebagai anggota ke-11 ASEAN. Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, menyampaikan pidato yang mengharukan, menegaskan komitmen negaranya untuk menjadi anggota yang membawa kedamaian dan kontribusi positif bagi kawasan.
“Timor Leste memasuki ASEAN dengan komitmen penuh terhadap karakternya, siap menjadi anggota yang membangun, damai, dan berdedikasi,” ujar Xanana dengan penuh keyakinan di hadapan para pemimpin negara. Ia menekankan keterbukaan negaranya untuk menjalin kerja sama erat demi menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, sekaligus menyatakan kesiapan untuk menerima masukan dan pembelajaran dari negara-negara anggota lainnya.
Lebih lanjut, Xanana Gusmao mengungkapkan visi Timor Leste: “Kami siap belajar, berinovasi, dan menegakkan tata kelola pemerintahan yang baik, memperkuat institusi-institusi kami sembari bekerja sama menuju pembangunan berkelanjutan.” Baginya, keanggotaan ini menandai babak baru yang penuh harapan bagi negaranya, membuka gerbang peluang besar. “Bagi Timor Leste, awal baru ini membawa peluang besar dalam perdagangan, investasi, pendidikan, dan ekonomi digital,” imbuhnya, sembari terlihat menitikkan air mata yang mencerminkan keharuan dan optimisme.
Prabowo Tegaskan: Persatuan ASEAN Bukan Sekadar Slogan

Dalam pidatonya di forum KTT yang prestisius itu, Prabowo Subianto menyampaikan penghargaan tinggi kepada tuan rumah, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT yang dinilai sangat sukses. Selain itu, ia juga dengan hangat menyambut keanggotaan Timor Leste sebagai negara ke-11 ASEAN, menyampaikan ucapan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul, serta turut berbelasungkawa atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” ujar Prabowo, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden. Ia kemudian menyoroti isu krusial: persatuan ASEAN adalah kekuatan fundamental dalam menghadapi dinamika ketegangan global yang terus meningkat.
Prabowo juga tidak lupa memuji kepemimpinan PM Anwar Ibrahim yang tegas dalam menyelesaikan sengketa yang baru-baru ini muncul. Indonesia, tegasnya, siap untuk memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah lanjutan dari perjanjian gencatan senjata yang telah berhasil dicapai. “Saya mengapresiasi kepemimpinan tegas Dato’ Seri Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan perselisihan baru-baru ini. Indonesia siap mendukung langkah-langkah selanjutnya dari perjanjian gencatan senjata,” ucap Prabowo.

Menekankan kembali urgensi kolektif, ia menyatakan, “Bagi ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan. Persatuan adalah strategi yang direncanakan untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional.” Di tengah gejolak geopolitik dan laju perubahan global yang pesat, Prabowo menyerukan agar ASEAN terus memperkuat koordinasi ekonomi, meningkatkan integrasi regional, dan mempercepat transformasi digital. Langkah-langkah ini dianggap vital untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian masa depan.
Lebih lanjut, Prabowo menggarisbawahi bahwa pengaruh dan kekuatan ASEAN di kancah global haruslah berakar pada pondasi yang kokoh di tingkat domestik. Dengan fondasi internal yang kuat, ASEAN akan mampu memainkan peran yang kredibel dan konstruktif dalam membentuk tatanan dunia yang adil dan inklusif. “Fondasi yang kuat di rumah lah yang memampukan kita membangun jembatan ke dunia. Fondasi ini memberi kita kredibilitas untuk terlibat dan membantu membentuk masa depan di luar batas-batas kita,” pungkasnya, menegaskan pentingnya stabilitas internal sebagai modal kekuatan eksternal.
Presiden Donald Trump Beri Pujian Khusus untuk Prabowo

Kehadiran Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada pembukaan KTT ke-47 ASEAN menjadi sorotan tersendiri. Dalam kesempatan itu, Trump secara eksplisit menyampaikan apresiasi khusus kepada Prabowo Subianto. Ia menggarisbawahi dukungan luar biasa yang diberikan oleh Prabowo dalam upaya menciptakan era baru di Timur Tengah pasca-perdamaian antara Israel dan Palestina.
“Saya ingin berterima kasih kepada Malaysia dan Brunei, serta kepada sahabat saya, Presiden Prabowo dari Indonesia, atas dukungan luar biasa dalam upaya menciptakan babak baru bagi Timur Tengah. Ini benar-benar babak baru. Belum pernah ada masa seperti ini Timur Tengah akan memiliki perdamaian setelah 3.000 tahun,” tutur Trump, menunjukkan betapa krusialnya peran Indonesia dan Prabowo dalam isu perdamaian global.
Dalam pidatonya, Donald Trump turut menyoroti kontribusi signifikan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam mendukung proses penyelesaian konflik global, termasuk permasalahan berlarut-larut di Timur Tengah. Ia memandang bahwa peran ASEAN bukan sekadar simbolis, melainkan representasi konkret dari komitmen para pemimpinnya terhadap stabilitas regional maupun global.
“Saya juga ingin berterima kasih kepada negara-negara ASEAN lainnya karena telah bersedia mengirim pengamat, dan dalam banyak kasus bahkan kepala negaranya langsung, karena saya tidak melihat banyak pengamat di ruangan ini, saya lebih banyak melihat para pemimpin negara,” imbuhnya, mengapresiasi kehadiran para pemimpin sebagai bukti nyata keterlibatan.

Selain itu, Trump juga menyebut penandatanganan perjanjian perdamaian antara Thailand dan Kamboja sebagai bagian dari serangkaian kesepakatan damai yang menurutnya telah berhasil dicapai selama delapan bulan masa pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa seluruh upaya perdamaian tersebut telah memberikan dampak besar dan positif terhadap situasi kemanusiaan. “Penandatanganan hari ini merupakan salah satu dari delapan konflik yang telah berhasil kami akhiri dalam delapan bulan pemerintahan Trump. Saya merasa terhormat telah melakukannya. Kita telah menyelamatkan jutaan nyawa,” pungkasnya, mengakhiri pidatonya dengan klaim keberhasilan yang substansial.