
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menggambarkan padatnya aktivitas di Stasiun Tanah Abang Baru dengan perbandingan yang mencolok kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, satu rangkaian KRL (terdiri dari 12 gerbong) yang berangkat dari stasiun ini mampu menampung penumpang setara 20 pesawat Boeing 737 sekali jalan.
Stasiun Tanah Abang Baru melayani banyak rute mulai seperti ke Duri/Angke, Tangerang, Rangkasbitung, Jatinegara, dan Bekasi/Cikarang.
“Per gerbong kurang lebih 300 penumpang saat jam puncak, jadi bisa dibayangkan seperti dua pesawat Boeing 737. Artinya, sekali berangkat satu rangkaian itu seperti 20 pesawat Boeing,” ujar Dudy saat meninjau pengoperasian Stasiun Tanah Abang Baru, Senin (4/11).

Stasiun Tanah Abang kini memiliki empat peron dan enam jalur, dengan kapasitas harian meningkat dari 141 ribu menjadi 380 ribu penumpang. Sejak beroperasi bertahap pada Juni lalu dengan lima tujuan utama, stasiun ini telah melayani sekitar 63 juta penumpang sepanjang Januari-Oktober 2025, atau sekitar 22 persen dari total pengguna KRL Jabodetabek.
Pembangunan stasiun baru seluas 19 ribu meter persegi di atas lahan 31 ribu meter persegi itu menelan biaya Rp 380 miliar. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kemenhub, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bappenas, Pemprov DKI Jakarta, Sekretariat Kabinet, dan Sekretariat Negara.
Dudy menambahkan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga keterjangkauan tarif transportasi massal dengan memberikan subsidi. “Harga tiket ini pemerintah subsidi 60 persen dari harga tiket KRL Jabodetabek. Anggaran Rp 1,7 triliun per tahun,” jelasnya.
Secara akumulatif, jumlah penumpang yang dilayani per Oktober 2025 mencapai 280 juta orang.