Sebuah gempa bumi berkekuatan 4,8 magnitudo dilaporkan telah mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara, pada Rabu, 5 November. Peristiwa alam ini terjadi sekitar pukul 17.37 WIB, menimbulkan getaran yang dirasakan luas di wilayah tersebut.
Berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut, tepatnya 24 kilometer di sebelah Tenggara Tarakan dengan kedalaman hiposenter yang relatif dangkal, yakni 10 kilometer. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa bumi ini dikategorikan sebagai jenis gempa dangkal, yang dipicu oleh aktivitas Sesar Tarakan.
Laporan dari masyarakat menunjukkan bahwa intensitas getaran gempa di Tarakan mencapai skala IV-V Modified Mercalli Intensity (MMI). Pada tingkat ini, getaran dirasakan oleh hampir seluruh penduduk, bahkan banyak yang terbangun dari tidur. Efeknya cukup signifikan, menyebabkan gerabah pecah, barang-barang berjatuhan atau terpelanting, serta tiang-tiang dan benda besar lainnya tampak bergoyang. Bahkan, bandul lonceng dilaporkan dapat berhenti akibat kuatnya guncangan.
Tidak hanya di pusat kota, dampak gempa juga terasa di sejumlah wilayah lain. Di Pulau Bunyu, intensitas getaran tercatat IV MMI, di mana banyak orang di dalam rumah merasakannya, sementara beberapa orang di luar rumah juga turut merasakan. Efek yang terjadi meliputi pecahnya gerabah, suara deritan pada jendela atau pintu, dan dinding yang berbunyi. Situasi serupa juga dialami di Tanjung Selor, Berau, dan Nunukan dengan intensitas III-IV MMI, ditandai oleh getaran yang dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, serta munculnya suara deritan jendela atau pintu, dan dinding yang berbunyi.
Lebih jauh ke pedalaman, Malinau merasakan getaran dengan intensitas III MMI. “Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk besar berlalu,” jelas Daryono, menggambarkan pengalaman warga di sana. Meski demikian, hingga pukul 17.51 WIB, BMKG melaporkan bahwa belum ada gempa susulan yang tercatat, memberikan sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran.
Kendati demikian, dampak gempa tidak dapat dihindari, menyebabkan kerusakan fasilitas di beberapa lokasi. Sejumlah laporan awal menunjukkan adanya kerusakan pada fasilitas umum, mulai dari Bandara Juwata hingga beberapa pusat perbelanjaan atau mal. Daryono menambahkan, “Hingga saat ini terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan di Kampung Empat dan Mamburungan, Tarakan,” mengindikasikan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap skala kerugian yang terjadi.