
Zohran Mamdani menciptakan sejarah baru sebagai orang Muslim pertama yang terpilih jadi wali kota New York City. Sejak kampanye pilwalkot New York City, Mamdani dikenal luas sebagai sosok yang konsisten mendukung Palestina.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (6/11), Mamdani saat kampanye pernah berjanji akan memerintahkan kepolisian New York menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika dia mengunjungi New York City.

Dalam wawancara dengan New York Times, Mamdani menyebut bahwa Netanyahu adalah penjahat kriminal yang melakukan genosida di Gaza. Mamdani bahkan menyinggung surat perintah penangkapan Netanyahu yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November 2024.
“Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan,” katanya soal menangkap Netanyahu jika dia datang ke New York City.
“Merupakan keinginan saya supaya kota ini menegakkan hukum internasional,” lanjutnya.

Dukungan terhadap Palestina telah ditunjukkan Mamdani sejak menempuh pendidikan studi Afrika di Bowdoin College pada 2014. Saat itu, Mamdani mendirikan Students Justice in Palestina.
Kemudian dalam wawancara di program The Late Show with Stephen Colbert di CBS, dia menyatakan mendukung hak Israel untuk berdiri sebagai sebuah negara.
“Seperti semua negara, saya yakin (Israel) punya hak untuk berdiri dan juga tanggung jawab untuk menegakkan hukum internasional,” katanya.
Saat ditanya apakah populasi Yahudi di New York dapat mengandalkannya untuk melindungi mereka dari serangan antisemit, Mamdani menekankan bahwa antisemitisme bukanlah sesuatu yang harus dibicarakan tapi harus ditangani.
Mamdani kemudian menjanjikan peningkatan dana sebesar 800% untuk pendanaan anti-kejahatan kebencian dan menegaskan menentang kebijakan pemerintah Israel di Gaza, bukan menentang orang Yahudi.

Lebih lanjut, Mamdani menegaskan mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Hal itu disampaikan Mamdani saat menghadiri peringatan dua tahun perang di Gaza pada Oktober lalu.
“Hari ini dua tahun yang lalu. Hamas melakukan kejahatan perang yang mengerikan, membunuh lebih dari 1.100 warga Israel dan menculik lebih dari 250 orang. Saya berduka atas nyawa-nyawa ini dan berdoa agar setiap sandera yang masih ditawan dapat kembali dengan selamat, dan untuk setiap keluarga yang hidupnya terkoyak karena kekejaman ini,” kata Mamdani saat itu.
Pada kesempatan yang sama, Mamdani juga menuduh pemerintah AS berkomplot dengan Israel dalam genosida di Gaza.
“Jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 67 ribu. Militer Israel mengebom rumah, rumah sakit, dan sekolah hingga menjadi puing. Gaza setiap hari menjadi tempat di mana kesedihan itu sendiri telah kehabisan kata-kata. Saya berduka atas nyawa-nyawa ini dan berdoa untuk keluarga-keluarga yang hancur,” tuturnya.
Mamdani menyatakan apa yang terjadi dua tahun lalu telah menunjukkan sisi terburuk kemanusiaan dan menyerukan agar Israel mengakhiri kependudukan dan apartheid di Gaza. Tak cuma itu, dia menekankan diberikan hak yang setara untuk Palestina.