
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut siswa SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sudah bisa kembali menjalani pembelajaran tatap muka jika bersedia. Sebelumnya, pembelajaran memang dialihkan secara daring usai insiden ledakan.
“Berkaitan dengan proses belajar yang ada di SMA Negeri 72, kami sudah memberikan kebebasan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Nahdiana). Karena kemarin memang saya minta untuk daring,” ujar Pramono di Gedung AA Maramis, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (11/11).
“Dan ternyata memang sebagian murid itu malah ingin tetap secara langsung,” lanjutnya.
Ia mengatakan, proses belajar mengajar secara langsung kini bisa kembali dilakukan, karena seluruh data dan barang bukti terkait peristiwa ledakan sudah ditangani pihak kepolisian.
“Dan untuk itu, karena semuanya sudah datanya terambil oleh Polri, hal yang berkaitan dengan peristiwa,” kata Pramono.
“Sekarang ini proses belajar-mengajarnya apabila dilakukan secara langsung, sebenarnya sudah bisa. Kami memberikan kebebasan sepenuhnya kepada sekolah,” lanjutnya.
Pasca ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat (7/11), aktivitas belajar mengajar dialihkan secara daring. Sekolah tampak lengang, sementara beberapa fasilitas diperbaiki dan staf tetap hadir untuk memantau kondisi serta mengkoordinasikan pembelajaran jarak jauh.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memang menyampaikan untuk sementara pembelajaran akan dilalui secara daring.
“Ya, nanti sebenarnya tidak bisa kita pastikan kapan (untuk mengevaluasi). Nanti kita lihat. Memang mulai hari Senin besok sementara masih akan online sambil juga memperbaiki kerusakan di masjid ya,” ucap Mu’ti.
Meski sebagian staf tetap hadir di lokasi untuk memantau, sekolah mengambil kebijakan pembelajaran jarak jauh sambil menunggu perbaikan fasilitas yang terdampak.
Petugas psikologi kepolisian dan relawan psikososial juga dikerahkan untuk menangani dampak trauma pada siswa.