Kita Tekno – Polda Metro Jaya terus mendalami kasus ledakan yang terjadi di SMAN 7 Jakarta, Kelapa Gading. Investigasi terbaru mengungkap detail penting mengenai terduga pelaku yang berstatus sebagai siswa di sekolah tersebut. Diketahui, sang pelaku memiliki kepribadian yang sangat tertutup dan minim interaksi sosial dalam pergaulan sehari-hari. “ABH (Anak Berhadapan dengan Hukum) dikenal sangat tertutup, jarang bergaul,” ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada Selasa (11/11).
Selain dikenal pendiam, terduga pelaku juga terindikasi memiliki ketertarikan pada hal-hal berbau kekerasan dan ekstremisme. Dugaan awal menunjukkan bahwa bom yang meledak di lokasi kejadian merupakan rakitan sang pelaku sendiri. “Terindikasi tertarik pada hal-hal kekerasan dan ekstrem,” imbuh Irjen Asep, menggarisbawahi potensi motif di balik insiden mengejutkan ini.
Perkembangan lain dalam kasus ini adalah peningkatan jumlah korban. Saat ini, tercatat ada 96 orang yang menjadi korban insiden tersebut, naik dari angka sebelumnya. Kenaikan jumlah korban ini disebabkan oleh adanya beberapa siswa yang baru melaporkan gangguan kesehatan setelah beberapa hari pasca-ledakan terjadi. Dari total 96 korban, 68 di antaranya telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sementara sisanya masih dalam penanganan medis.
Sebelumnya, Masjid di SMAN 7 Jakarta menjadi saksi bisu insiden ledakan yang mengguncang pada Jumat siang, 7 November. Peristiwa tragis ini sontak menggemparkan warga Jakarta, mengingat ledakan terjadi tepat saat ibadah salat Jumat sedang berlangsung. Akibatnya, kala itu sebanyak 54 korban luka-luka, baik ringan maupun berat, dilaporkan.
Berdasarkan keterangan dari pihak Polri, ledakan dahsyat tersebut terjadi sekitar pukul 12.15 WIB. Pada saat itu, sebagian besar siswa SMAN 7 Jakarta sedang khusyuk menunaikan salat Jumat. Tidak ada tanda-tanda atau hal mencurigakan yang terdeteksi sebelum insiden terjadi; semua berjalan normal seperti biasanya. Tiba-tiba, suara ledakan keras mengejutkan seluruh penghuni sekolah. “Terjadi sekitar pukul 12.15 WIB, jumlah korban lebih kurang 54 siswa,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto saat kejadian.
Ledakan tersebut sontak memicu kepanikan massal. Ratusan siswa berhamburan keluar masjid dalam kepanikan yang tak terkendali. Dalam kekacauan tersebut, banyak siswa saling bertabrakan, dan korban luka berjatuhan dengan darah yang tercecer di berbagai sudut. Situasi mencekam ini terus berlangsung hingga seluruh korban luka berhasil dievakuasi dari area masjid.
Ringkasan
Penyelidikan Polda Metro Jaya terkait ledakan di SMAN 7 Jakarta mengungkap bahwa terduga pelaku adalah siswa yang dikenal tertutup dan memiliki ketertarikan pada kekerasan serta ekstremisme. Ledakan tersebut diduga berasal dari bom rakitan pelaku sendiri. Saat kejadian, ledakan terjadi saat salat Jumat berlangsung, menyebabkan kepanikan dan banyak siswa terluka.
Jumlah korban akibat ledakan di SMAN 7 Jakarta kini mencapai 96 orang, meningkat dari laporan awal. Sebagian besar korban telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, sementara sisanya masih mendapatkan perawatan medis. Ledakan terjadi sekitar pukul 12.15 WIB, mengejutkan siswa yang sedang beribadah dan menyebabkan kepanikan massal.