Panpel Euro 2028 Tegaskan tak akan Gunakan Sistem Harga Tiket Dinamis Seperti Piala Dunia 2026

Photo of author

By AdminTekno

Kabar gembira bagi para penggemar sepak bola di seluruh Eropa! Panitia penyelenggara Euro 2028 telah memberikan kepastian yang melegakan: turnamen akbar ini tidak akan menerapkan sistem harga tiket dinamis. Keputusan ini diambil setelah strategi serupa menuai pro dan kontra di berbagai ajang olahraga dan hiburan internasional sebelumnya.

Sistem harga dinamis atau dynamic pricing adalah mekanisme di mana harga tiket dapat berubah-ubah secara fleksibel, disesuaikan dengan fluktuasi permintaan pasar. Model ini pernah dan akan digunakan pada sejumlah event besar, seperti Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat dan Piala Dunia 2026. Penerapannya kerap membuat harga tiket meroket tajam, bahkan mencapai ribuan dolar untuk pertandingan-pertandingan paling bergengsi, yang tak jarang menimbulkan keluhan dari para suporter.

Kepastian mengenai absennya harga tiket dinamis untuk Euro 2028 ini disampaikan langsung oleh Mark Bullingham, Kepala Eksekutif Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). FA merupakan bagian integral dari panitia penyelenggara bersama Irlandia. “Tidak akan ada harga tiket dinamis. Saya kira itu sudah sangat jelas,” tegas Bullingham, sebagaimana dikutip AP pada Kamis (13/11/2025).

Bullingham lebih lanjut menjelaskan dua prinsip utama yang akan dipegang teguh dalam kebijakan harga tiket Euro 2028. “Pertama, tidak ada harga tiket dinamis. Kedua, sekitar setengah dari tiket yang tersedia akan masuk dalam Kategori Tiga dan Fan First, yang harganya lebih terjangkau,” paparnya. Sebagai perbandingan, pada Euro 2024, tiket Kategori Tiga dibanderol sekitar 60 euro (setara sekitar Rp1,1 juta), sementara tiket Fan First hanya 30 euro (setara sekitar Rp550 ribu). Harga ini dinilai sangat ramah di kantong dan memungkinkan lebih banyak kalangan untuk menikmati langsung kemeriahan turnamen.

Kontroversi seputar sistem harga dinamis memang bukan hal baru. Di Piala Dunia Antarklub yang diselenggarakan di New Jersey, misalnya, harga tiket semifinal antara Chelsea dan Fluminense sempat dilaporkan anjlok drastis dari 473,90 dolar AS menjadi hanya 13,40 dolar AS akibat permintaan yang anjlok menjelang pertandingan. Fenomena serupa juga terjadi di Inggris saat tur konser Oasis menggunakan sistem ini, menyebabkan harga tiket melonjak drastis dan memicu protes keras dari para penggemar.

Menanggapi kebijakan ini, Ketua FA, Debbie Hewitt, menegaskan bahwa orientasi utama kebijakan tiket Euro 2028 adalah keterjangkauan bagi publik, tanpa melupakan pentingnya keberlanjutan finansial turnamen. “Kita harus jelas bahwa pendapatan dari turnamen ini penting karena akan didistribusikan kembali ke sepak bola,” ujar Hewitt. “Namun, sama pentingnya bagi kami untuk memastikan sebanyak mungkin orang dapat menonton langsung dengan harga yang wajar.”

Demi meningkatkan kenyamanan suporter, Bullingham juga menambahkan bahwa pihak penyelenggara sedang mempertimbangkan untuk memberikan subsidi biaya perjalanan bagi para pemegang tiket, khususnya untuk pertandingan-pertandingan yang dimainkan lintas negara antara Inggris dan Irlandia. Inisiatif ini diharapkan dapat meringankan beban biaya perjalanan bagi penggemar yang ingin mendukung tim favorit mereka di berbagai lokasi.

Euro 2028 akan mengukir sejarah sebagai turnamen pertama yang diselenggarakan bersama oleh lima negara tuan rumah, yakni Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, Wales, dan Republik Irlandia. Dengan visi untuk meningkatkan akses terhadap sepak bola di seluruh Eropa, turnamen ini diharapkan menjadi ajang yang inklusif, menjangkau penonton lebih luas, dan mengukuhkan komitmen UEFA terhadap semangat kebersamaan dan keterjangkauan.

Leave a Comment