Timnas Prancis berhasil mengamankan satu tiket ke Piala Dunia 2026 setelah membukukan kemenangan telak 4-0 atas Ukraina. Laga krusial dalam Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa Grup D ini berlangsung pada Jumat dini hari WIB, 14 November 2025, di kandang mereka, Parc des Princes, Paris.
Namun, atmosfer di kubu Les Bleus jauh dari euforia yang biasa menyertai kelolosan ke turnamen akbar. Kemenangan tersebut bertepatan dengan peringatan sepuluh tahun serangan 13 November 2015, sebuah tragedi yang meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Prancis. Momen kelam tersebut membuat selebrasi kelolosan terasa begitu tertahan dan penuh hormat.
Kylian Mbappe, sang kapten sekaligus bintang kemenangan, tampil gemilang dengan menyumbangkan dua gol, salah satunya melalui titik putih. Meski bersinar di markas mantan klubnya, Paris Saint-Germain, Mbappe menegaskan bahwa konteks emosional malam itu jauh lebih penting daripada hasil pertandingan di lapangan. “Sangat bangga berada di sana, meskipun itu bukan hal terpenting malam itu. Bagian terpentingnya adalah peringatan,” ungkap Mbappe, seperti dikutip dari Reuters.
Senada dengan sang kapten, Pelatih Didier Deschamps juga menekankan bahwa kelolosan ke putaran final bukanlah pencapaian yang perlu dirayakan secara berlebihan. Menurutnya, ini adalah standar yang memang seharusnya dipenuhi oleh Timnas Prancis. “Selalu hargai momen-momen baik, meskipun sepertinya logis dan alami bagi tim Prancis untuk lolos. Tujuan kami adalah lolos malam ini dalam konteks yang berat dan krusial. Babak pertama sulit melawan pertahanan rendah Ukraina,” jelas Deschamps.
Dalam jalannya pertandingan, Prancis memang mendominasi penguasaan bola, tetapi mereka membutuhkan waktu untuk membongkar pertahanan disiplin yang diterapkan Ukraina. Setelah beberapa kali mengancam, Mbappe akhirnya membuka keunggulan lewat eksekusi penalti. Keunggulan Prancis kemudian digandakan oleh Michael Olise, disusul gol kedua Mbappe, sebelum Hugo Ekitike menutup pesta gol menjadi 4-0.
Deschamps menilai timnya kurang intens di awal laga, terutama dalam kecepatan umpan dan pergerakan. “Kami tidak cukup cepat dalam umpan atau pergerakan. Terlalu banyak penurunan, tidak cukup serangan ke depan,” ujarnya mengevaluasi. Namun, ia memuji adaptasi tim di babak kedua dan dampak positif pergantian pemain. “Pergantian pemain membantu. Maghnes Akliouche dan Ekitike membawa kesegaran dan dampak,” tambahnya.
Pelatih yang diisukan akan memimpin Prancis untuk terakhir kalinya di turnamen besar itu kembali menegaskan bahwa malam tersebut bukanlah momen yang tepat untuk perayaan besar-besaran. “Mengingat konteksnya, tidak ada tempat untuk perayaan yang berlebihan. Kami melakukan apa yang harus kami lakukan,” pungkas Deschamps, merangkum suasana hening namun penuh makna di balik kemenangan penting ini.