Fuel Terminal Baubau, Penjaga Nadi Energi di Timur Nusantara

Photo of author

By AdminTekno

Kita Tekno – Di pesisir Kota Baubau, deretan tangki raksasa menjulang sebagai penanda betapa strategisnya wilayah ini dalam peta energi nasional. Sejak pagi, geliat aktivitas tak pernah berhenti—kapal tanker silih berganti sandar, mobil-mobil tangki antre di jalur pengisian, sementara teknisi laboratorium bergerak sigap memastikan setiap tetes bahan bakar memenuhi standar.

Di balik semua itu, Fuel Terminal Baubau berdiri sebagai simpul vital yang memastikan roda kehidupan di Indonesia Timur terus bergerak. Terminal ini bukan sekadar infrastruktur penyimpanan BBM. Ia adalah denyut yang menghidupkan transportasi, industri, logistik, dan aktivitas masyarakat di kawasan yang membentang dari Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku.

Di wilayah kepulauan yang menantang seperti Indonesia Timur, keandalan pasokan energi bukan hanya kebutuhan, melainkan syarat keberlanjutan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

PT Pertamina (Persero) menyadari betul peran strategis tersebut. Karena itulah perhatian ekstra diberikan pada penguatan infrastruktur distribusi energi, terutama di terminal-terminal BBM yang menjadi tulang punggung pasokan.

MPR Dorong Pertamina Jadi Pemimpin Regional Pengembangan SAF Lewat Minyak Jelantah

Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menyampaikan bahwa Fuel Terminal Baubau memegang peranan sangat penting dalam menjaga ketahanan energi kawasan timur. Terminal berkapasitas 147 ribu KL dengan 14 tangki aktif ini menjadi simpul logistik terbesar di Indonesia Timur.

“Fuel Terminal Baubau merupakan terminal terbesar di Indonesia Timur yang menjadi tulang punggung penjaga ketahanan energi di Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku,” ujar Muhammad Baron dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/11).

Dengan perannya yang besar, terminal ini menjadi sumber energi utama bagi berbagai sektor. Baron menjelaskan bahwa lebih dari separuh kebutuhan energi di wilayah Indonesia Timur mengalir dari Baubau, dengan komposisi distribusi mencapai 80 persen ke Sulawesi, 15 persen ke NTT dan NTB, serta 5 persen ke Maluku dan Papua.

“Beragam produk BBM yang disalurkan mulai dari Pertamax, Pertalite, Dexlite, Biosolar (B40), MFO hingga Kerosene atau minyak tanah. Pertamina memastikan masyarakat di Indonesia Timur memiliki akses yang sama terhadap produk-produk berkualitas,” imbuhnya.

Hadir di Konferensi Iklim COP30 di Belem Brasil, Pertamina Transaksikan Karbon 37 Ribu Ton CO2e

Sebagai simpul besar, Fuel Terminal Baubau dilengkapi tiga jetty—satu berkapasitas 35.000 DWT dan dua lainnya 6.500 DWT—serta laboratorium pengujian lengkap untuk menjamin kualitas produk. Aktivitas distribusi darat juga ditopang 70 unit mobil tangki yang melayani SPBU, Pertashop, SPBU Kompak, hingga kebutuhan industri dan instansi strategis.

“Pertamina akan terus menjaga keandalan pasokan energi di Indonesia Timur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan upaya untuk melayani Indonesia dengan hati,” lanjut Baron.

Di balik operasionalnya, Fuel Terminal Baubau dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak perusahaan Pertamina International Shipping (PIS). PET memastikan seluruh kegiatan berjalan sesuai standar keselamatan dan tata kelola yang ketat.

Direktur Utama PET, Bayu Prostiyono, menyatakan bahwa aspek keselamatan dan keberlanjutan menjadi prioritas utama.

“Kami memastikan seluruh kegiatan operasi di Fuel Terminal Baubau berjalan aman, andal, dan sesuai standar HSSE. PET juga menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap lini operasional, mulai dari efisiensi energi, pengelolaan limbah, hingga program sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar,” ujar Bayu Prostiyono.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina terus mengarah pada target Net Zero Emission 2060 melalui berbagai program yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Fuel Terminal Baubau adalah salah satu bukti nyata bahwa ketahanan energi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.

Leave a Comment