
Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Wiranto. Sang istri tercinta, Rugaiya Usman Wiranto, telah berpulang ke pangkuan Illahi pada Minggu (16/11). Kepergian perempuan yang akrab disapa Uga ini meninggalkan rasa kehilangan yang begitu besar bagi Wiranto dan seluruh anggota keluarga.
“Benar-benar merasa kehilangan seorang yang kita cintai, kita hormati, kita sayangi,” ungkap Wiranto dengan suara sarat kesedihan, saat ditemui di rumah duka yang berlokasi di Jalan Palem Kartika, Bambu Apus, Jakarta Timur.
Wiranto membagikan cerita mengenai perjuangan sang istri melawan sakit sebelum akhirnya berpulang. Uga sempat menjalani perawatan intensif di RSPAD dan kondisinya menunjukkan perbaikan signifikan, memungkinkan ia kembali ke rumah. Dengan harapan penuh akan kesembuhan total, Uga kemudian dibawa ke Bandung untuk pengobatan lebih lanjut.
“Kami usahakan untuk berobat ke Bandung dengan harapan memang akan membaik dan bisa kembali sehat wal afiat, biar bisa bergabung bersama kita-kita semua,” tutur Wiranto, menggambarkan upaya keluarga demi kesembuhan Uga.
Namun, takdir memiliki kehendak lain. Rugaiya Usman Wiranto menghembuskan napas terakhirnya di Bandung. Jenazah almarhumah kemudian disemayamkan di Jakarta untuk disemayamkan sementara.
Banjir Ucapan Duka dari Tokoh Nasional

Kabar duka yang menyelimuti keluarga Wiranto dengan cepat tersebar, memicu kedatangan sejumlah tokoh nasional ke rumah duka. Sejak Minggu malam, suasana di kediaman Wiranto ramai oleh para pelayat yang ingin menyampaikan belasungkawa dan memberikan dukungan moral.
Beberapa nama besar yang terlihat hadir antara lain mantan Kepala BIN Sutiyoso dan A.M. Hendropriyono; Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djamari Chaniago; Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian Ahmad Dofiri; serta Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah.
Kehadiran para tokoh ini tidak hanya sekadar ucapan belasungkawa, melainkan juga turut serta dalam salat jenazah yang dilaksanakan begitu jenazah almarhumah tiba di rumah duka, menunjukkan rasa hormat dan solidaritas yang mendalam.
Kenangan Indah Akan Sosok yang Ramah dan Dermawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga tampak hadir di antara pelayat, menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada Wiranto dan keluarga. Airlangga mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas kepergian Ibu Uga Wiranto.
“Kami ikut berduka cita atas wafatnya Ibu Uga Wiranto dan semoga almarhumah husnul khotimah dan keluarga besar Pak Wiranto diberi kesabaran,” ujar Airlangga penuh empati. Ia menambahkan, “Kami kehilangan, karena kami cukup dekat dengan keluarga Pak Wiranto, dan hubungan sudah lama sekali dalam berbagai kegiatan baik di pemerintah maupun Pak Wiranto sebagai tokoh politik.”

Lebih lanjut, Airlangga mengenang sosok Uga Wiranto sebagai pribadi yang sangat baik hati. “Ya beberapa kali tentu dalam kegiatan bersama Pak Wiranto saya sering mendampingi Pak Wiranto maupun ibu,” kenangnya, menegaskan betapa Uga adalah “Tentunya orang yang baik.”
Kenangan serupa juga datang dari mantan Kepala BIN Sutiyoso. Ia menggambarkan Uga Wiranto sebagai pribadi yang sangat ramah dan familiar dengan siapa saja.
“Jadi, selama hidupnya itu yang kita kenal sangat ramah dan sangat familiar dengan semuanya,” ujar Sutiyoso, menyoroti keramahan almarhumah.
Sutiyoso memiliki ikatan kuat dengan Wiranto, bukan hanya karena sama-sama berkarier di dunia militer dengan rekam jejak yang gemilang, tetapi juga melalui persahabatan erat keluarga. “Saya dengan Pak Wiranto itu satu angkatan ya, dan pernah bersama-sama di dalam satu organisasi. Waktu beliau Pangdam Jaya, saya Kepala Staf Kodam. Dan tentu saja istri kami berdua akrab,” jelas Sutiyoso, seraya menambahkan bahwa ia bahkan menganggap Uga sebagai adiknya sendiri.
Sutiyoso juga mengungkapkan kesedihannya, terlebih sang istri, Setyorini, yang baru saja menjalani operasi dan baru pulang ke rumah, sempat berkeras ingin turut melayat namun dilarang demi istirahat total.
Rasa terkejut menyelimuti Sutiyoso atas kabar kepergian Uga, mengingat belum lama ini ia sempat bertemu dan bercanda ria dengan almarhumah. “Kami semua terutama angkatan 68 sungguh sangat berduka dengan meninggalnya almarhumah Uga Wiranto,” pungkasnya, mewakili rekan-rekan seangkatan yang merasakan kehilangan mendalam.
Dedikasi Tinggi dalam Sosial dan Lingkungan

Perjalanan cinta Uga dan Wiranto telah terukir sejak pernikahan mereka pada tahun 1975. Selama hampir setengah abad kebersamaan, keduanya dikaruniai tiga buah hati: Amalia Sianti, Ika Mayasari, dan Zainal Nur Rizky.
Di balik gemilangnya karier Wiranto yang pernah menduduki berbagai posisi strategis di pemerintahan, Uga hadir sebagai pilar utama yang menjaga fondasi keluarga tetap kokoh. Perannya tak hanya terbatas pada urusan rumah tangga dan membesarkan anak-anak, melainkan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.
Rugaiya Usman Wiranto dikenal kerap turun langsung ke berbagai daerah, seperti Gorontalo dan Manado, untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dan santunan kepada masyarakat yang membutuhkan, menunjukkan kepeduliannya yang tulus.
Pada tahun 2019, di tengah kiprah Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja, Uga dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua Program Kerja Bidang 5 Lingkungan Hijau. Dalam posisi ini, almarhumah memimpin beragam inisiatif penghijauan, termasuk penanaman mangrove dan pohon produktif di berbagai wilayah.
Salah satu programnya yang signifikan adalah penanaman 500 bibit mangrove dan 500 bibit pohon produktif yang berhasil melibatkan banyak relawan serta komunitas lokal, meninggalkan jejak nyata bagi kelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, Uga Wiranto akan selalu dikenang sebagai sosok yang hangat, dermawan, serta memiliki dedikasi yang tinggi dalam kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan.
Dimakamkan di Pemakaman Keluarga di Karanganyar, Solo

Jenazah almarhumah Rugaiya Usman Wiranto rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga yang berlokasi di wilayah Delingan, Karanganyar, Solo, pada Senin (17/11). Keputusan ini mengikuti tradisi keluarga Wiranto.
“Kami sekeluarga memang mempunyai tempat pemakaman bukan di Jakarta tapi di Solo. Keluarga kami memang kalau wafat dimakamkan di Solo tepatnya di makam Delingan di daerah Karanganyar,” jelas Wiranto, mengonfirmasi lokasi peristirahatan terakhir sang istri.
Untuk memfasilitasi kerabat dan sahabat yang ingin turut mengantar, Wiranto menyampaikan bahwa jenazah akan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 07.00 WIB. Ia juga mempersilakan bagi yang ingin ikut serta dalam perjalanan duka ini.
“Bagi teman-teman, saudara-saudara sekalian yang berminat untuk mengantarkan jenazah sampai ke tempat persemayaman terakhir, akan disiapkan seat di pesawat terbang, jumlahnya terbatas dan kurang lebih 54,” imbuhnya, menawarkan kesempatan bagi yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Dengan penuh harap, Wiranto menutup pernyataannya, “Mudah-mudahan dalam perjalanan besok ya menuju ke makam akan diberikan jalan yang lapang dan tidak kurang,” semoga semua berjalan lancar.