
Sudah 10 hari berlalu sejak ledakan bom di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara terjadi, menyisakan duka hingga saat ini. Puluhan siswa terluka, beberapa di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Berikut kabar terbaru terkait ledakan yang terjadi Jumat (7/11) itu:
10 Siswa Masih Dirawat di 4 RS Berbeda
Hingga Senin (17/11), masih ada 10 orang yang masih dirawat di empat rumah sakit yang berbeda.
“Info terakhir masih 10 orang yang rawat inap,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangan yang diterima.
Berikut rincian korban yang masih dirawat.
RSI Cempaka Putih 5 Orang
RS Yarsi 3 Orang
RSCM 1 Orang
RS Polri 1 Orang (ABH pelaku peledakan)
Total ada 96 orang yang menjadi korban dalam ledakan. Namun, sebagian besar telah pulang dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan.
Kondisi Terkini Pelaku
Polisi juga memberikan perkembangan kondisi ABH yang kini dirawat di RS Polri Kramat Jati.
“Untuk ABH sudah pindah ke kamar rawat inap di RS Polri, di mana sebelumnya berada di ruang ICU,” kata Budi.
Pekan ini penyidik juga berencana untuk meminta keterangan dari ABH tersebut.
“Minggu ini penyidik akan berkoordinasi dengan dokter yang merawat untuk kondisi ABH secara keseluruhan. Berkoordinasi dengan KPAI, Bapas, P3A dan APSIFOR saat akan meminta keterangan ABH,” ungkap Budi.
Pembelajaran Kini Hybrid
Pembelajaran di SMAN 72 kini hybrid per Senin (17/11). Mayoritas siswa kembali belajar secara luring.
Kepala Sekolah SMAN 72, Tetty Helena Tampubolon, mengatakan sebagian besar siswa sudah hadir langsung di sekolah.
“70 persen lebih itu anak-anak tatap muka langsung, offline. Nah, sekian persennya itu mereka ikutnya daring. Jadi mereka hadir,” ujar Tetty saat dihubungi kumparan.
Tetty menjelaskan sistem hybrid diterapkan atas arahan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung agar pembelajaran tatap muka segera dimulai kembali. Meski begitu, sekolah tetap menyediakan opsi daring bagi siswa yang belum bisa hadir karena kondisi kesehatan.
“Artinya, iya (luring) tapi sifatnya itu masih hybrid. Artinya untuk anak-anak yang di rumah, kita layaninya secara online, seperti itu,” tutur Tetty.
“Ternyata Pak Gubernur menyatakan agar segera dilakukan tatap muka seperti biasanya, supaya anak-anak kembali normal belajar dan tidak ketinggalan pelajaran,” sambungnya.
7 Bom
Adapun dalam peristiwa ini, ada tujuh bom yang dibawa oleh ABH dan hendak diledakkan di sekolah. Namun, hanya empat bom yang meledak, sedangkan sisanya berhasil diamankan polisi.
Empat bom itu meledak di dalam masjid dan taman baca yang letaknya dekat dengan bank sampah. Untuk bom yang diledakkan di masjid, pelaku menggunakan remote sebagai alat pemicunya. Sementara itu, bom yang diledakkan di taman baca dan bank sampah menggunakan sumbu.