Wakil Indonesia Sanly Liu Raih Penghargaan ‘Kulit Terbaik’ di Miss Universe 2025

Photo of author

By AdminTekno

Membawa harum nama Indonesia di kancah global, Sanly Liu, wakil terpilih untuk Miss Universe 2025, telah kembali ke Tanah Air dengan sebuah prestasi membanggakan. Sanly berhasil menyabet gelar “Best Skin Award” dalam ajang kontes kecantikan internasional bergengsi tersebut, sebuah penghargaan yang didedikasikan untuk kulitnya yang memancarkan kesehatan dan kilau alami.

Pengumuman kemenangan Sanly Liu yang menggembirakan ini pertama kali dibagikan melalui akun Instagram resmi Zetrix Miss Universe Indonesia pada Jumat (21/11). Sebuah video mengharukan menampilkan momen saat Sanly dinobatkan sebagai penerima penghargaan, diikuti dengan langkah anggunnya ke atas panggung untuk berpose bersama juara Miss Universe 2025, Fatima Bosch dari Meksiko.

Melalui keterangan yang menyertai unggahan tersebut, pihak Zetrix Miss Universe Indonesia secara tulus mengungkapkan rasa bangga mereka atas capaian Sanly. Mereka menegaskan, “Indonesia sekali lagi bersinar terang melalui Sanly Liu. Kulit Sanly yang sehat, bercahaya, dan nyaris sempurna bukan hanya buah dari perawatan kulit belaka. Lebih dari itu, kulitnya adalah cerminan dari disiplin, konsistensi, dan dedikasi mendalam terhadap self-care.” Pernyataan tersebut, yang dikutip kumparanWOMAN pada Minggu (23/11), menambahkan, “Di panggung global, Sanly telah membuktikan bahwa esensi kecantikan sejati terpancar dari orisinalitas dan kesejahteraan yang datang dari dalam diri.”

Keberhasilan Sanly Liu meraih penghargaan kulit terbaik ini semakin istimewa karena didapatkan melalui proses voting atau pemungutan suara langsung dari para penggemar. Bagi Sanly, gelar ini jauh melampaui sekadar titel; ia memandangnya sebagai pengingat tulus akan dukungan tak henti dari banyak orang.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya @sanlyliuu pada Minggu (23/11), Sanly mengungkapkan rasa syukurnya, “Ini bukan sekadar penghargaan bagi saya. Ini merupakan pengingat bahwa di luar sana, ada yang mempercayai saya, mendukung saya, dan meluangkan waktu untuk menyemangati saya. Terima kasih telah membuat saya merasa dimengerti, dicintai, dan diapresiasi dengan cara yang tidak akan pernah saya lupakan.” Ungkapan ini disambut hangat oleh para penggemar yang membanjiri kolom komentar dengan pujian, seperti, “Kulit emas, saya sangat menyukai kulitmu,” dan “Kilau kulitmu tidak main-main, kamu sangat pantas mendapatkan penghargaannya.”

Meskipun Sanly Liu belum berhasil menembus jajaran Top 30 di malam final Miss Universe 2025 yang digelar pada Jumat (21/11) lalu, penampilannya secara keseluruhan tetap berhasil memukau para pecinta pageant. Khususnya, di sesi National Costume pada Rabu (19/11), Sanly tampil memukau dengan balutan kostum megah bertajuk “Bali Yadnya – The Eternal Offering of Devotion.”

Kostum istimewa tersebut mengambil inspirasi mendalam dari tradisi sakral sesajen Bali, yakni banten dan peed. Desainnya secara indah merepresentasikan filosofi rasa syukur, serta upaya menjaga keseimbangan harmonis antara kemanusiaan, alam, dan ketuhanan. Lebih lanjut, dari keterangan yang diunggah di Instagram @inggikendran.official, istilah Yadnya sendiri menyimbolkan bakti dan pengabdian tanpa pamrih.

Jauh sebelum melangkah ke panggung Zetrix Miss Universe Indonesia dan kemudian Miss Universe, Sanly Liu telah dikenal sebagai seorang influencer dan wiraswasta sukses. Lulusan Universitas Tarumanegara ini adalah pemilik dari butik Spring Summer Studio Bali serta salon kecantikan The Pause, keduanya berlokasi di Bali. Menariknya, Miss Universe Indonesia merupakan kontes kecantikan pertama yang diikuti Sanly. Sejak usia dini, ia telah memendam impian untuk berkompetisi di ajang beauty pageant, sebuah kegemaran yang tumbuh sejak kecil. Mengungkapkan perjalanannya kepada kumparanWOMAN saat malam final Zetrix Miss Universe Indonesia September lalu, Sanly berujar, “Tantangannya banyak banget, aku harus belajar dari nol, tetapi give the best saja serta berusaha lebih keras. Aku dari kecil sudah menonton (ajang pageant), tetapi saat itu aku tidak bisa ikut saat masih kecil.”

Leave a Comment