Pemerintah Indonesia mengambil langkah konkret dalam upaya menjaga perdamaian dunia dengan memastikan kesiapan pengiriman pasukan perdamaian ke Jalur Gaza, Palestina. Keputusan strategis ini ditegaskan langsung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, yang mengonfirmasi bahwa perintah persiapan telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Inisiatif ini menegaskan komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam menciptakan stabilitas global di wilayah konflik.
Berbicara usai rapat bersama Komisi I DPR di Senayan, Jakarta, pada Senin (24/11), Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa Pasukan Pemeliharaan Perdamaian ini akan beroperasi di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini menunjukkan bahwa misi Indonesia akan sejalan dengan upaya internasional yang sah. Ia juga menambahkan bahwa meskipun persiapan substansi pasukan berada di bawah tanggung jawab Panglima TNI, penugasan mereka akan secara spesifik difokuskan pada kebutuhan kemanusiaan dan rehabilitasi konstruksi yang mengalami kerusakan parah di wilayah tersebut.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto turut menegaskan keseriusan pihaknya dalam pembentukan pasukan khusus untuk misi kemanusiaan di Gaza ini. Rencana detail telah disiapkan, di mana komandan pasukan perdamaian nantinya akan dipimpin oleh seorang jenderal bintang 3, menunjukkan level keseriusan dan kapabilitas kepemimpinan yang tinggi dalam operasi ini.
Struktur pasukan akan sangat terorganisir, terdiri dari tiga Brigade Komposit. Di bawah setiap Brigade Komposit tersebut, akan ada unit-unit spesialis yang siap menjalankan berbagai tugas. Unit-unit tersebut meliputi satu Batalyon Kesehatan untuk penanganan medis, satu Batalyon Zeni Konstruksi untuk membangun kembali infrastruktur, satu Batalyon Bantuan, serta unit Bantuan Mekanis yang akan melengkapi kebutuhan operasional di lapangan. Pembentukan unit-unit ini menunjukkan pendekatan komprehensif dalam penugasan misi perdamaian.
Misi ini juga akan didukung oleh sejumlah Alutsista (alat utama sistem senjata) modern dan memadai. Dukungan tersebut mencakup helikopter untuk mobilitas dan evakuasi, pesawat angkut C-130 Hercules untuk logistik, serta dua Kapal Rumah Sakit dari Angkatan Laut yang dilengkapi dengan fasilitas medis lengkap dan helikopter di dalamnya. Peralatan ini vital untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan operasi di area konflik.
Proses rekrutmen personel pasukan perdamaian akan sangat selektif, dengan fokus utama pada tes kesehatan, kondisi fisik yang prima, dan kestabilan psikologi. Kriteria ini esensial mengingat beratnya tantangan yang akan dihadapi di medan tugas. Lebih lanjut, sebelum pengiriman pasukan utama, Indonesia akan mengirimkan personel Reccie (tim aju atau pendahulu). Tim ini bertugas melakukan penilaian awal, memastikan situasi dan kondisi di Gaza, serta merencanakan penempatan pasukan secara optimal.
Meskipun persiapan matang terus dilakukan, hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai tanggal pasti pengiriman pasukan perdamaian Indonesia ke Gaza. Pemerintah terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan penempatan pasukan dapat dilakukan secara efektif dan aman.
Ringkasan
Pemerintah Indonesia mempersiapkan pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina, sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto. Pasukan Pemeliharaan Perdamaian ini akan beroperasi di bawah mandat PBB, fokus pada kebutuhan kemanusiaan dan rehabilitasi konstruksi yang rusak.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan kesiapan pembentukan pasukan khusus yang dipimpin oleh jenderal bintang 3. Pasukan ini terdiri dari tiga Brigade Komposit dengan unit-unit spesialis seperti Batalyon Kesehatan dan Zeni Konstruksi, didukung Alutsista modern termasuk helikopter, pesawat C-130 Hercules, dan dua Kapal Rumah Sakit.