PLTU Cirebon-1 Batal Pensiun Dini: Pemerintah Cari Solusi Lain!

Photo of author

By AdminTekno

Pemerintah membatalkan rencana pensiun dini untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1. Sebagai gantinya, pemerintah kini tengah mencari PLTU lain yang akan dipensiunkan lebih awal (early retirement). Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya transisi energi yang lebih berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa salah satu pertimbangan utama pembatalan pensiun dini PLTU Cirebon-1 adalah kondisi teknis. PLTU tersebut dinilai masih layak beroperasi dan memiliki usia pakai yang relatif panjang.

PLTU Cirebon-1 menggunakan teknologi supercritical, sebuah inovasi dalam pembangkit listrik tenaga batu bara. Teknologi ini lebih modern dan efisien dibandingkan PLTU konvensional (subcritical).

PLTU supercritical beroperasi pada tekanan dan suhu uap yang sangat tinggi, melampaui titik kritis air. Hal ini memungkinkan pengurangan emisi gas rumah kaca dan polutan berbahaya lainnya, seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx).

“Salah satu pertimbangan teknisnya adalah usia PLTU Cirebon yang masih panjang. Selain itu, teknologinya juga sudah supercritical, yang relatif lebih baik,” jelas Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (5/12).

Airlangga meyakinkan bahwa pemerintah akan menyiapkan pengganti PLTU tua yang menghasilkan emisi lebih tinggi dibandingkan PLTU Cirebon-1. Sayangnya, ia belum memberikan rincian mengenai daftar atau pipeline PLTU mana saja yang akan diprioritaskan untuk pensiun dini.

“Nanti akan dicarikan alternatif lain yang usianya lebih tua dan dampak lingkungannya lebih buruk, sehingga memang perlu di-retired. Alternatifnya juga PLTU,” tambahnya.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai daftar PLTU yang akan dipensiunkan lebih dulu, Airlangga mengatakan bahwa PT PLN (Persero) sedang melakukan kajian. Ia hanya menyebutkan bahwa lokasinya berada di Pulau Jawa.

“Nantinya ada PLTU yang lebih tua, karena memang banyak PLTU yang tua, lokasinya di Jawa. Ada pipeline-nya, PLN lagi *nge-list*. Nanti tanya PLN,” ujarnya.

Airlangga juga menegaskan bahwa pendanaan pensiun dini PLTU Cirebon-1, yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM), tidak akan bermasalah.

“Nanti di-switch, enggak ada masalah,” katanya singkat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa analisis pensiun dini PLTU mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) ESDM No Tahun 2025.

“Data pendukung dari Permen tersebut sudah mengidentifikasi, kalau tidak salah, 175 PLTU yang ada. Diberikan analisis mana yang paling buruk dampaknya dari emisi, dari masalah efek ke tenaga kerja, juga bagaimana nanti,” jelas Eniya.

Meski demikian, Eniya enggan menyebutkan PLTU mana saja yang sudah masuk dalam pipeline, termasuk PLTU Suralaya atau PLTU Paiton yang sempat diisukan akan ditutup, karena masih banyak PLTU lain yang kondisinya lebih buruk.

“Kita punya kriteria untuk melakukan early retirement PLTU. Saat ini, kami sedang membahasnya. Cirebon atau yang lain itu *on the list*. Tapi, masih ada yang lebih buruk lagi (dari Suralaya dan Jawa). Nanti kita cari itu,” tegas Eniya.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa program pensiun dini PLTU Cirebon-1 masih terhambat masalah pendanaan, meskipun pembangkit tersebut telah masuk daftar prioritas.

“Jadi, kami lagi konsolidasikan mana yang akan dilakukan pensiun ini. Salah satu yang sudah agak mengerucut adalah Cirebon 1, tetapi masalah pendanaannya yang belum selesai,” ujar Yuliot saat ditemui di kantornya, Jumat (28/11).

Daftar Isi

Ringkasan

Pemerintah membatalkan rencana pensiun dini PLTU Cirebon-1 karena alasan teknis, terutama usia pakai yang masih panjang dan teknologi supercritical yang lebih efisien. Pemerintah akan mencari PLTU lain yang lebih tua dan memiliki dampak lingkungan lebih buruk untuk dipensiunkan lebih awal sebagai bagian dari transisi energi. Pendanaan dari ADB melalui skema ETM akan dialihkan ke PLTU pengganti.

PT PLN (Persero) sedang melakukan kajian untuk menentukan daftar PLTU yang akan diprioritaskan untuk pensiun dini, yang berlokasi di Pulau Jawa. Pemerintah menggunakan data dari Permen ESDM No Tahun 2025 untuk menganalisis dan mengidentifikasi PLTU dengan dampak emisi dan masalah tenaga kerja terburuk, meskipun detail PLTU pengganti masih dalam pembahasan.

Leave a Comment