
Dampak bencana longsor dan banjir yang melanda berbagai wilayah di Sumatera terus menimbulkan duka mendalam. Angka korban jiwa kini telah melampaui seribu orang, sebuah peningkatan signifikan yang mencerminkan skala tragedi kemanusiaan yang terjadi. Berdasarkan data terbaru dari dashboard penanganan darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dikutip pada Sabtu (13/12) pukul 15.50 WIB, total 1.003 jiwa telah meninggal dunia.
Dari ribuan korban jiwa tersebut, beberapa wilayah tercatat paling parah terdampak. Kabupaten Agam menjadi daerah dengan jumlah korban meninggal tertinggi, mencapai 184 orang. Disusul oleh Aceh Utara yang mencatat 159 jiwa, kemudian Tapanuli Tengah dengan 115 korban jiwa. Data ini menyoroti fokus kebutuhan penanganan darurat dan bantuan kemanusiaan yang mendesak di lokasi-lokasi tersebut.
Selain korban jiwa, laporan mengenai dampak bencana longsor dan banjir ini juga menunjukkan peningkatan pada jumlah orang hilang dan terluka. Kini, tercatat 218 orang masih dinyatakan hilang, menambah daftar kekhawatiran bagi keluarga yang terus menanti kabar. Sementara itu, jumlah korban luka-luka telah melonjak signifikan hingga lebih dari 5.400 orang, membutuhkan perhatian medis yang intensif dan berkelanjutan.
Tak hanya menimbulkan kerugian jiwa dan cedera, bencana ini juga menyisakan kerusakan infrastruktur yang meluas. Berdasarkan laman yang sama dari BNPB, ribuan fasilitas umum mengalami kerusakan parah. Rinciannya mencakup 1.200 fasilitas umum, 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung kantor, serta 145 jembatan. Kerusakan masif ini tentunya akan menghambat aktivitas masyarakat dan memerlukan upaya rekonstruksi yang besar serta terencana.