Kasus dugaan penculikan disertai pembunuhan kepala cabang Bank BRI Mohamad Ilham Pradipta masih menyisakan tanda tanya besar soal siapa “otak pelaku dan apa motifnya”, meskipun polisi telah meringkus empat orang pada pekan lalu.
Kriminolog Haniva Hasna mengatakan jika empat terduga pelaku yang ditangkap itu bukan eksekutornya, dia mengindikasikan ada “banyak tangan” yang terlibat dalam kejahatan tersebut.
Adapun motifnya, kata Haniva, bisa beragam mulai dari persoalan pribadi hingga dugaan fraud atau kecurangan yang berkaitan dengan kredit fiktif—seperti yang ramai dibicarakan warganet.
Pada Minggu (24/08), Polda Metro Jaya disebut menangkap empat orang lagi yang diduga “aktor utama” penculikan dan pembunuhan kepala cabang Bank BRI.
Sementara itu, Puspita Aulia mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya. Lantas, seperti apa kronologi dan apa kunci mengungkap kasus ini?
Seperti apa kronologi penculikan dan pembunuhan?
Rekaman CCTV yang menampilkan adegan penculikan di sebuah tempat parkir viral di media sosial.
Di situ terlihat korban yang belakangan diketahui Mohamad Ilham Pradipta sedang berjalan keluar dari sebuah bangunan menuju tempat parkir mobil.
Ia hendak menuju mobilnya yang berwarna hitam. Di sebelah kanan, terparkir mobil MPV berwarna putih.
Saat korban akan masuk ke dalam mobilnya, sejumlah orang keluar dari mobil putih tersebut dan langsung menyergapnya supaya masuk ke dalam kendaraan tersebut.
Terlihat sepintas terjadi perlawanan, tapi Mohamad Ilham Pradipta tak berdaya. Dia dipaksa masuk ke mobil yang kemudian melesat keluar dari tempat parkir.
Berdasarkan keterangan polisi, kejadian itu berlangsung pada Rabu (20/08) sore di salah satu pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur.
Pada Kamis (21/08) pagi, warga di Kampung Karangsambung, RT9/RW4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, menemukan sesosok mayat di pinggir hamparan sawah.
Jasad itu dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. Belakangan diketahui tubuh tak bernyawa itu adalah Mohamad Ilham Pradipta.
Tak lama, jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi sebagai rangkaian penyelidikan.
Siapa saja pelaku yang sudah ditangkap polisi?
Petugas gabungan dari Polres Metro Jakarta Timur bersama Polda Metro Jaya langsung melakukan penyelidikan ke tempat kejadian perkara.
Dan, pada Kamis (21/08) malam, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap empat orang terduga penculik dan pembunuh kepala cabang Bank BRI Mohamad Ilham Pradipta.
Tiga terduga berinisial AT, RS, RAH dibekuk di Jalan Johar Baru III No. 42, Jakarta Pusat.
“Sementara inisial RW ditangkap saat tiba di bandara NTT untuk melarikan diri ke kampung halamannya,” kata Kepala Sub Direktorat Reserse Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Resa Fiardi Marasabessy.
Oleh Mapolres Manggarai Barat, RW diboyong ke Jakarta dan diserahkan ke Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya.
Resa Fiardi mengaku belum bisa membeberkan kronologi penangkapan dan motif keempat orang itu menculik korban. Polisi, klaimnya, masih mendalami dan mengejar keterlibatan pihak lain.
Namun begitu, belakangan polisi mengungkap salah satu terduga pelaku yang diringkus di NTT bekerja sebagai debt collector di Jakarta.
Penyelidikan kepolisian menguak peran dari empat orang itu hanya menculik, bukan membunuh korban.
“Empat pelaku yang sudah diamankan ini yang menculik, bukan yang membunuh korban,” ujar Resa Fiardi.
Terbaru, pada Minggu (24/08), Polda Metro Jaya dilaporkan menangkap empat orang yang diduga “aktor intelektual” penculikan dan pembunuham kepala cabang Bank BRI tersebut.
Keempatnya berinisial C, DH, YJ, dan AA. Mereka dibekuk di Solo, Jawa Tengah.
Melansir Tempo.co, mereka masih diperiksa oleh penyidik untuk mengetahui secara terang benderang siapa saja yang terlibat serta motif kejahatan ini.
“Pelaku berinisial DH, YJ dan AA ditangkap Sabtu, tanggal 23 Agustus 2025, pukul 20.15 WIB, di daerah Solo, Jawa Tengah,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, Abdul Rahim dalam keterangannya, Minggu (24/08).
Sementara pelaku berinisial C ditangkap di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pukul 15.30 WIB pada Ahad.
“Saat ini, para tersangka sedang dilakukan pendalaman secara intensif.”
Apa penyebab kematian korban?
Hasil autopsi kepala cabang Bank BRI Mohamad Ilham Pradipta menunjukkan adanya bekas luka benda tumpul. Luka itu ditemukan pada bagian dada dan leher.
“Ditemukan tanda kekerasan pada bagian luar dan dalam tubuh korban, luka-lukanya bagian dada dan leher akibat benda tumpul,” jelas Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramat Jati, Prima Heru Yulihartono, Jumat (22/08).
Merujuk hasil visum dan autopsi tubuh korban, penyebab meninggalnya akibat kekurangan oksigen setelah adanya tekanan pada tulang leher dan dada.
Tapi, Prima berkata lamanya waktu korban meninggal belum bisa ditentukan.
“Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang menyebabkan dia kesulitan bernapas.”
Dia juga belum bisa memastikan ada atau tidaknya racun di dalam tubuh korban. Pihak rumah sakit, sambungnya, masih memeriksa. Hasil pemeriksaan toksikologi akan keluar dalam sepekan.
Mengapa kasus ini menarik perhatian publik?
Kasus dugaan penculikan disertai pembunuhan ini ramai diperbincangkan warganet. Spekulasi liar soal motif di balik peristiwa tersebut menyebutkan bahwa korban sedang mengusut temuan fraud atau kecurangan miliaran rupiah oleh pegawainya.
Kriminolog Haniva Hasna mengatakan kasus kepala cabang Bank BRI ini menarik perhatian publik karena melibatkan sosok yang punya jabatan tinggi dan kejahatannya diduga dilakukan secara terencana juga terkoordinasi yang melibatkan “banyak tangan” atau disebut organized crime.
Indikasi pertama, kata dia, merujuk pada lokasi penculikan yang mungkin hanya diketahui orang terdekat korban.
Kedua, empat terduga pelaku yang ditangkap hanya berperan sebagai penculik. Bukan pembunuh.
Ketiga, alih-alih menyembunyikan jasad korban, pelaku justru membuang mayatnya di lokasi yang mudah dijangkau masyarakat.
“Kalau melihat itu semua, berarti kan sudah direncanakan dengan matang,” ujar Haniva kepada BBC News Indonesia, Minggu (24/08).
“Kemudian [mayat] dibuang bukan di tempat yang tidak bisa dijangkau, seperti ada simbol atau message of crime. Ini membuat masyarakat menjadi tertarik.”
Haniva kemudian membedah kemungkinan siapa saja pelakunya.
Kalau berdasarkan pengakuan keempat terduga itu benar bahwa mereka hanya disuruh untuk menculik korban, Haniva menduga ada peran “perantara”, “eksekutor”, dan “otak pelaku”.
Perantara dalam kasus ini adalah orang yang bertugas mencari sekaligus menghubungi para penculik.
Baca juga:
- Kematian diplomat Kemlu – ‘Tak ada keterlibatan orang lain’, polisi klaim temukan persoalan kesehatan mental
- Kasus kematian diplomat Kemlu, keluarga ungkap temuan baru – Apakah penyelidikan bisa dilanjutkan?
Sementara eksekutor merupakan orang yang diperintahkan oleh otak pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
“Di sini tugas polisi mencari tahu siapa perantara para penculik itu, meskipun tidak tahu siapa pembunuhnya, setidaknya mereka paham siapa yang menyuruh,” ujarnya.
“Penting mengungkap siapa perantara ini.”
Haniva juga berkata ada banyak motif yang melandasi kejahatan tersebut. Mulai dari persoalan pribadi, perselisihan dengan rekan kerja, hingga terkait dengan pekerjaannya.
“Perselisihan dengan rekan kerja ini mungkin terkait perebutan jabatan atau iri atas prestasi korban sehingga bermaksud menghilangkan korban demi melancarkan upayanya.”
“Kalau terkait pekerjaan, mungkin korban mengetahui adanya dokumen sensitif sehingga melakukan pembunuhan demi menutupi skandal.”
“Kemungkinan lain adalah ada nasabah yang bermasalah dalam finansial.”
Untuk itulah, menurutnya, polisi mesti menelusuri siapa yang menyuruh keempat orang itu menculik korban. Caranya dengan menelusuri jejak digital keempat terduga pelaku.
Di situ, kata Haniva, pasti tersimpan komunikasi antara mereka dengan si perantara.
“Pasti ada dong obrolan lewat WhatsApp atau Telegram, atau apapun. Itu yang harus ditelusuri oleh polisi sehingga ketahuan siapa perantara tersebut.”
Baca juga:
- Masa lalu kelam nenek gangster di Skotlandia – Dari pemburu pedofil hingga gembong heroin
- ‘Saya trauma ditangani dokter laki-laki’ – Kasus dugaan pemerkosaan oleh dokter PPDS anestesi picu ketidakpercayaan terhadap tenaga medis
Bersamaan dengan itu, polisi bisa melacak pekerjaan yang sedang ditangani korban apakah terkait dengan skandal keuangan di internal bank atau kredit macet.
“Termasuk siapa saja nasabah yang bermasalah atau punya utang atau penagihannya tidak lancar.”
Sedangkan jika diduga terkait dengan motif pribadi, polisi bisa menjajaki ke keluarga korban apakah sedang bermasalah dengan orang lain.
Sebab, dugaannya, sebagai kepala cabang sebuah bank besar, potensi korban “memiliki musuh” sangat besar.
“Karena dia pegang dokumen, proyek, atau data-data. Orang perlu persetujuan dia untuk dana-dana besar.”
“Itu bisa ditelusuri dengan digital forensik juga, cari handphonenya. Selama ini korban ngobrol dengan siapa saja? Bermasalah dengan siapa dan perihal apa?” ungkap Haniva.
Apa kata keluarga korban?
Istri korban, Puspita Aulia, mengatakan suaminya dikenal sebagai orang baik. Karenanya dia berharap polisi segera mengusut tuntas kasus yang menewaskan sang suami dan dihukum seberat-beratnya.
“Suami saya itu orangnya baik, sangat baik. Banyak yang memberikan kesaksian tentang kebaikannya. Tapi kenapa orang sebaik itu diperlakukan tidak baik sampai kehilangan nyawanya,” kata Puspita kepada wartawan di Kota Bogor, Kamis (21/08) malam.
“Saya berharap ketika pelaku sudah tertangkap, dihukum seberat-beratnya.”
“Kami ingin tahu motifnya apa, otak [pelakunya] siapa. Karena sampai sekarang kami masih bertanya-tanya, kenapa suami saya bisa diperlakukan seperti itu.”
Baca juga:
- Predator seks berantai Zhenhao Zou divonis 24 tahun penjara di UK
- Polisi tangkap dalang sindikat penjualan bayi berkedok adopsi ke Singapura – Seperti apa modus operandinya?
Terpisah, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, menyampaikan keprihatinannya terkait peristiwa tragis yang dialami salah satu kepala cabang Bank BRI tersebut.
Ia menambahkan, pihaknya bersama aparat kepolisian tengah mendalami lebih jauh motif di balik penculikan dan pembunuhan tersebut.
Termasuk dugaan apakah kasus ini terkait dengan urusan penagihan kredit atau faktor lainnya.
“Apakah itu berkaitan dengan penagihan atau collection, atau bagaimana, itu kita belum dapat. Polisi sedang melakukan pendalaman untuk itu. Nanti kalau ada berita positif, kami akan update,” kata Hery di DPR.