Besaran gaji anggota DPR belakangan ini menjadi sorotan tajam publik, terutama setelah mencuatnya angka yang mencapai Rp 100 juta per bulan. Angka tersebut sontak memicu perdebatan luas, dengan banyak kalangan masyarakat menilai jumlahnya terlampau besar dan tidak proporsional.
Menanggapi polemik tersebut, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara, menjelaskan bahwa nominal fantastis itu sejatinya merupakan akumulasi dari sejumlah tunjangan anggota DPR, di mana salah satunya adalah tunjangan rumah jabatan anggota (RJA) yang disebut mencapai Rp 50 juta.
“Kemarin itu kan yang disampaikan oleh salah satu anggota Dewan itu karena digabung dengan tunjangan perumahan. Tunjangan perumahan yang tadi sudah saya sampaikan,” ujar Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/8), memberikan konteks lebih lanjut atas informasi yang beredar.
Dasco kemudian memperjelas bahwa anggota DPR tidak menerima tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta setiap bulannya. Ia merinci bahwa total tunjangan RJA yang dialokasikan untuk setiap anggota adalah Rp 600 juta untuk satu periode jabatan selama lima tahun. Seharusnya, tunjangan ini diberikan di awal periode sebagai pengganti fasilitas rumah dinas anggota dewan di Kalibata, Jakarta Selatan, yang pada periode ini tidak lagi disediakan. Namun, karena adanya keterbatasan anggaran, pencairan tunjangan RJA ini diangsur selama 12 bulan, terhitung mulai Oktober 2024 hingga Oktober 2025.
“Nah tetapi kalau tunjangan perumahan itu sudah hilang, ya kan tidak segitu besar lagi,” tegasnya, mengisyaratkan bahwa tanpa komponen tunjangan RJA, angka total gaji yang diterima akan jauh berbeda.
Lebih lanjut, Dasco menerangkan bahwa besaran tunjangan perumahan ini diputuskan bersama oleh Pemerintah dan DPR RI. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan biaya sewa properti di Jakarta yang cukup tinggi, guna memastikan tunjangan tersebut relevan dengan kondisi riil. “Biasanya diputuskannya di Menkeu tapi kemudian usulannya kemungkinan dari Sekretariat Jenderal dengan pertimbangan dengan itung-itungan sewa harga, harga sewa rumah di Jakarta untuk selama 5 tahun ya, selama 5 tahun,” tutup Dasco mengenai mekanisme penetapan tunjangan ini.
