Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS hari ini. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut pelemahan ini dipicu oleh tekanan politik dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap bank sentral AS (The Fed).
“Kekisruhan antara Trump dengan The Fed membuat investor cenderung berhati-hati. Rupiah diperkirakan bergerak di level Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (27/8).
Trump baru-baru ini memerintahkan Gubernur The Fed, Lisa Cook, mundur terkait dugaan skandal kredit perumahan. Tekanan politik ini menambah ketidakpastian pasar.
Lukman menambahkan, investor juga masih menunggu data penting ekonomi AS, sehingga pergerakan rupiah cenderung berkonsolidasi dengan potensi pelemahan terbatas.
Baca juga:
- Komdigi Akan Panggil TikTok dan Induk Instagram Buntut Demo DPR
- Masih Mandek, Anggota DPR Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat
- Negara-negara Amazon Bertemu di Kolombia untuk Lindungi Hutan Hujan
“Investor masih menunggu data Produk Domestik Bruto (PDB) dan inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini,” katanya.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.353 per dolar AS, turun 55 poin atau melemah 0,34% dari penutupan sebelumnya.
Sejalan dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, juga memperkirakan rupiah akan melemah hari ini dengan kisaran Rp 16.260 hingga Rp 16.360 per dolar AS.
Fikri menambahkan, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh rilis data durable goods order AS yang lebih baik dari perkiraan, serta hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) dan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) kemarin yang cukup positif.