Kabar duka menyelimuti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia setelah salah satu pegawainya, Zetro Leonardo Purba, dilaporkan tewas ditembak orang tak dikenal di Lima, Peru. Insiden tragis ini terjadi pada Senin, 1 September, waktu setempat, ketika Zetro sedang bersepeda santai di dekat kediamannya. Pelaku melepaskan tiga tembakan, dengan satu tembakan fatal mengenai bagian kepalanya, menyebabkan kematiannya secara langsung.
Kematian mendadak Zetro Leonardo Purba, yang bertugas sebagai Penata Kanselerai Muda di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, sontak mengejutkan pihak keluarga di Indonesia. Sepupu korban, Maradu Munthe, menceritakan bagaimana kabar duka tersebut sampai kepada mereka dengan begitu mendadak dan memilukan.
“Tadi pagi, dari istrinya telepon ke ibunya, inang muda saya yang mengabari kalau anaknya sedang dibawa ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian, ia menelepon lagi kalau Zetro sudah meninggal atau dipanggil Tuhan,” ungkap Maradu saat berada di rumah duka di Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, pada Selasa, 2 September. Ungkapan tersebut menggambarkan betapa cepatnya keluarga dihadapkan pada kenyataan pahit ini, mengubah harapan menjadi kesedihan mendalam.
Maradu juga mengenang pertemuan terakhirnya dengan Zetro beberapa bulan lalu, tepat saat Zetro akan berangkat menjalankan tugas ke Peru. Meskipun terpisah jarak ribuan kilometer, komunikasi antara Zetro dan orang tuanya selalu terjalin erat melalui panggilan telepon dan video setiap hari. Kedekatan emosional inilah yang menjadikan kepergian Zetro semakin terasa berat bagi keluarga yang ditinggalkan, menyisakan kerinduan mendalam.
Sosok Low Profile yang Dikenang Keluarga
Di mata keluarga, Zetro Leonardo Purba adalah sosok kebanggaan yang menginspirasi. Maradu Munthe menggambarkan Zetro sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak pernah terlihat sombong, meskipun memiliki posisi penting sebagai utusan dari Kementerian Luar Negeri dan sering bertugas di berbagai negara.
“Beliau ini adalah salah satu utusan dari Kemenlu ya, jadi dia sering tugas ke beberapa negara dan salah satu kebanggaan keluarga dan orangnya low profile lah ya,” ujarnya, menggarisbawahi sifat terpuji Zetro. Lebih dari itu, Zetro dikenal memiliki jiwa penolong, kerap membantu anggota keluarga maupun teman-temannya tanpa pamrih. Karakter baik inilah yang membuat kehadirannya sangat dirindukan oleh orang-orang di sekitarnya.
Saat ini, keluarga besar Zetro Leonardo Purba masih menanti kepulangan jenazah almarhum dari Peru ke tanah air, dalam suasana duka yang mendalam dan penuh haru.
Sekilas Kasus Penembakan Zetro Purba
Sebelum insiden tragis ini, Zetro Leonardo Purba baru sekitar lima bulan bertugas di KBRI Lima. Karier diplomatiknya juga mencakup penugasan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne sebagai Bendahara dan Penata Kerumahtanggaan (BPKRT) dari tahun 2019 hingga 2022, menunjukkan rekam jejak yang berdedikasi dalam pelayanan negara.
Media lokal Panamericana Television melaporkan bahwa insiden penembakan tersebut terjadi saat Zetro sedang bersepeda bersama istrinya. Kepolisian setempat menjelaskan bahwa Zetro sempat dicegat oleh individu tak dikenal di dekat apartemennya, sebelum kemudian pelaku melepaskan tembakan. Ia ditembak sebanyak tiga kali, dengan luka tembak paling fatal mengenai bagian kepalanya, yang diduga menjadi penyebab utama kematiannya.
Zetro segera dilarikan ke Klinik Javier Prado untuk mendapatkan pertolongan medis, namun sayangnya nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia di sana. Pihak Kepolisian Peru menyampaikan penyesalan mendalam atas kejadian yang menimpa pegawai Kemlu Indonesia ini. Mereka berkomitmen untuk segera memulai penyelidikan intensif guna menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik penembakan brutal tersebut. Sementara itu, untuk memastikan keselamatannya, istri Zetro kini berada di bawah perlindungan kepolisian setempat, mendapatkan pendampingan di tengah situasi yang sulit ini.
Ringkasan
Kementerian Luar Negeri Indonesia berduka atas meninggalnya Zetro Leonardo Purba, seorang pegawainya, akibat penembakan di Lima, Peru. Zetro, yang bertugas di KBRI Lima, ditembak oleh orang tak dikenal saat bersepeda dekat kediamannya. Keluarga di Indonesia terkejut dan berduka atas kabar duka yang disampaikan melalui telepon dari istri Zetro.
Zetro dikenal sebagai sosok yang low profile, rendah hati, dan selalu membantu keluarga dan teman-temannya. Saat ini, keluarga menanti kepulangan jenazah Zetro dari Peru. Polisi Peru sedang melakukan investigasi intensif untuk menangkap pelaku penembakan. Istri Zetro mendapatkan perlindungan dari kepolisian setempat.