JAKARTA – Persija Jakarta membuat gebrakan signifikan dalam struktur kepengurusan klubnya. Tim berjuluk Macan Kemayoran ini secara resmi menunjuk mantan striker legendarisnya, Bambang Pamungkas, untuk mengemban jabatan strategis sebagai Direktur Olahraga.
Pengumuman penting tersebut disampaikan oleh Direktur Persija, Mohamad Prapanca, dalam acara Ngopi bareng Persija yang diselenggarakan di Persija Cafe, Jakarta, pada hari Kamis. Penunjukan ini menandai kembalinya ikon sepak bola Indonesia tersebut ke posisi sentral dalam manajemen klub yang membesarkan namanya.
Prapanca menjelaskan bahwa peran Direktur Olahraga yang kini dipegang oleh Bambang Pamungkas atau akrab disapa Bepe, memiliki cakupan tanggung jawab yang luas. “Tugas direktur olahraga itu membawahi semuanya. Di bawahnya ada direktur teknik dan Chief Akademi. Jadi, Bepe ini merangkum keperluan semua,” ujar Prapanca, menggarisbawahi fungsi sentral Bepe dalam menyelaraskan seluruh elemen operasional klub.
Bagi Bepe, peran kepemimpinan dalam manajemen Persija bukanlah hal baru. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Manajer Persija dalam dua periode, yaitu pada 2020-2022 dan 2024-2025. Untuk musim ini, tongkat estafet posisi Manajer Persija telah diserahkan kembali kepada Ardhi Tjahjoko, yang melanjutkan tugasnya.
Sosok yang ikonik dengan nomor punggung 20 itu juga menyampaikan bahwa esensi peran direktur olahraga sebenarnya tidak asing baginya, karena tanggung jawab serupa sudah ia jalankan saat menjabat sebagai manajer. “Mungkin tugas yang dibebankan kepada saya adalah bagaimana bisa membuat visi dan misi klub ini sejalan dengan kebutuhan dan juga keinginan pelatih,” tutur Bambang Pamungkas.
Bepe menambahkan, “Itulah dimulai kemarin saya, Pak Panca, juga Pak Ardhi, berdiskusi tentang pemilihan pelatih, dan fasilitas apa yang diinginkan oleh pelatih.” Pernyataan ini menunjukkan keterlibatan aktifnya dalam pengambilan keputusan strategis, khususnya terkait arah teknis dan kebutuhan tim utama.
Lebih lanjut, Bepe menegaskan komitmen tinggi Persija Jakarta terhadap pembinaan pemain usia dini. Menurutnya, operasional tim senior atau tim utama harus senantiasa sejalan dengan visi dan misi klub dalam mengembangkan talenta-talenta muda. Filosofi ini menjadi pijakan utama dalam setiap kebijakan yang diambil.
Di sisi lain, dalam menyongsong BRI Super League 2025/2026, Persija menunjukkan ambisinya dengan mendatangkan sejumlah amunisi baru. Klub ini merekrut total sembilan pemain asing baru yang semuanya berasal dari Brasil, menandakan upaya untuk memperkuat daya saing tim di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Namun, di tengah gelombang kedatangan pemain asing, Macan Kemayoran tetap tidak melupakan komitmennya terhadap generasi muda. Persija mendaftarkan 14 pemain dari akademi mereka untuk berkompetisi musim ini. Meskipun hingga pekan keempat baru Arlyansyah Abdulmanan dan Alfriyanto Nico yang mendapat kesempatan bermain, kehadiran mereka menegaskan strategi klub dalam memberikan panggung bagi potensi-potensi masa depan.(antara/jpnn)