Kita Tekno JAKARTA – Spekulasi mengenai pergantian pucuk pimpinan Korps Bhayangkara semakin santer beredar, menyebutkan bahwa Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo kemungkinan besar akan diganti. Kabar ini mengemuka setelah serangkaian desakan kuat dari berbagai pihak, mulai dari pengamat kepolisian hingga mahasiswa.
Desakan tersebut memuncak pasca insiden demo pada akhir Agustus 2025 lalu. Kejadian tragis yang melibatkan tertabraknya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, oleh anggota Brimob menjadi salah satu pemicu utama. Selain itu, Jenderal Listyo juga dinilai gagal dalam mengamankan unjuk rasa yang berlangsung pada akhir Agustus hingga awal September di Jakarta dan beberapa daerah lain, yang menewaskan setidaknya 10 orang.
Di tengah riuhnya isu ini, informasi yang beredar di kalangan awak media menyebutkan bahwa Istana telah mengirimkan dua nama perwira tinggi ke parlemen sebagai calon pengganti Kapolri. Keduanya berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen), dengan salah satunya baru saja naik pangkat bintang tiga. Beberapa nama Komjen yang disebut-sebut adalah Komjen Suyudi dan Komjen Dedi Prasetyo.
Kabar semakin memanas dengan adanya informasi bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengirimkan surat ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) terkait usulan pergantian Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Namun, hingga saat ini, permintaan tanggapan dari Tribunnews.com kepada pihak DPR terkait Surat Presiden (Supres) tersebut belum mendapatkan respons. Sementara itu, sumber internal wartawan memprediksi pengumuman resmi dari Istana terkait isu penting di tubuh Polri ini akan disampaikan pada akhir pekan atau awal pekan depan.
Salah satu nama yang paling santer disebut dalam bursa calon Kapolri adalah Komjen Dedi Prasetyo. Ia baru saja ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) oleh Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo melalui Surat Telegram Nomor: ST/1764/VIII/KEP./2025 pada tanggal 5 Agustus 2025. Komjen Dedi resmi menjabat Wakapolri pada 16 Agustus 2025, menggantikan Komjen Pol Ahmad Dofiri yang telah memasuki masa pensiun pada akhir Juni.
Komjen Dedi Prasetyo, lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 26 Juli 1968, adalah perwira tinggi Polri lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1990. Pendidikan tinggi kepolisiannya dilanjutkan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 1999 dan SESPIM pada tahun 2005. Karier profesionalnya dimulai sebagai Kepala Urusan Pembinaan Operasional Satuan Reserse Kriminal (Kaurbinopsnal Satreskrim) Polres Lamongan, Jawa Timur. Pada tahun 2019, ia mengemban tugas sebagai Kepala Biro Perawatan Personel Staf Sumber Daya Manusia Polri. Setahun kemudian, ia kembali ke wilayah sebagai Kapolda Kalimantan Tengah. Setelah itu, Komjen Dedi ditarik kembali ke Mabes Polri dan menjabat sebagai Kadiv Humas Polri sejak 2021, sebelum akhirnya dipercaya sebagai Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia pada periode 26 Februari 2023 hingga 11 November 2024.
Pangkat Komisaris Jenderal Polisi yang disandang Dedi Prasetyo merupakan pangkat perwira tinggi di Kepolisian Republik Indonesia, setara dengan Letnan Jenderal, Laksamana Madya, dan Marsekal Madya pada kepangkatan militer Indonesia, dengan tanda kepangkatan tiga bintang. Dalam lingkungan Polri, seorang Komjen Pol dapat menduduki jabatan strategis seperti Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Inspektur Pengawasan Umum, Astamaops, Astamarena, Kepala Badan Reserse Kriminal, dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan.
Menanggapi desakan untuk mundurnya Kapolri, Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, berpandangan bahwa reformasi Polri harus dipahami sebagai sebuah proses berkelanjutan, bukan sekadar tujuan akhir. ISESS sendiri merupakan lembaga kajian independen yang berfokus pada isu-isu keamanan dan strategi, khususnya terkait pertahanan, militer, dan kebijakan publik di Indonesia.
“Jadi, kalau pembentukan Tim Reformasi Polri hanya untuk mempercepat pergantian Kapolri tanpa menyentuh problem yang lebih substansial tentang organisasi Polri, hal itu tak lebih dari angin surga,” kata Bambang kepada Tribunnews.com, Jumat (12/9/2025). Menurutnya, tindakan represif kepolisian dalam penanganan aksi unjuk rasa tidak akan pernah bisa diselesaikan hanya oleh satuan di internal Polri. Bambang menegaskan bahwa pergantian Kapolri adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden, yang tidak memerlukan legitimasi dari pembentukan tim independen maupun tim reformasi Polri. “Tetapi bila menginginkan perbaikan pada institusi Polri, ada hal-hal yang lebih substantif dan mendasar. Dimulai dari mengubah struktur dan sistem tata kelola kepolisian dengan melakukan revisi UU Polri,” ungkapnya.
Selain Komjen Dedi Prasetyo, satu nama lain yang juga kuat diprediksi masuk bursa calon pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah Komjen Syahardiantono. Ia saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, menggantikan Komjen Wahyu Widada, berdasarkan keputusan mutasi Agustus 2025. Komjen Syahardiantono lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 2 Februari 1970, dan merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991, menjadikannya teman seangkatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Karier Komjen Syahardiantono di kepolisian sangat cemerlang. Pada tahun 2010, ia menjabat Kapolres Pasuruan, kemudian diangkat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Jawa Timur pada 2011. Setahun kemudian, ia ditarik ke Mabes Polri sebagai Kasubdit VI Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim. Tahun 2014, ia menjadi Dirreskrimsus Polda Kepulauan Riau, lalu Widyaiswara Muda Sespimmen Sespim Lemdikpol Polri pada 2016. Pada 2018, ia menjabat Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri dan pada 2019, naik pangkat bintang 1 atau Brigjen sebagai Kepala Biro Pengelolaan Informasi dan Data (PID) Divisi Humas Polri. Perjalanan kariernya terus menanjak, dari Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim pada 2020, Wakil Kepala Bareskrim Polri pada 2021, hingga Kadiv Propam Polri pada 2022 menggantikan Ferdy Sambo. Sebelum menjabat Kabareskrim, ia menempati posisi Kabaintelkam Polri pada 2024. Pangkat tertinggi di kepolisian adalah Jenderal atau bintang 4, yang hanya dipegang oleh Kapolri, dan perwira berpangkat bintang 3 seperti Komjen Dedi Prasetyo dan Komjen Syahardiantono selangkah lagi dapat mencapai pangkat tersebut. (tribuntimur/TRIBUN-MEDAN.com)