Begini Kualitas BBM Shell, BP Cs Setelah Beli dari Pertamina

Photo of author

By AdminTekno

Kita Tekno – , JAKARTA – Badan usaha SPBU swasta, seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo, akhirnya mencapai kesepakatan untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) murni atau base fuel dari PT Pertamina (Persero). Keputusan penting ini diambil guna mengatasi kelangkaan pasokan BBM yang telah melanda SPBU swasta dalam beberapa pekan terakhir.

Kekurangan pasokan BBM di SPBU swasta mencuat setelah stok mereka menipis bahkan habis. Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebenarnya telah mengalokasikan tambahan kuota impor BBM sebesar 10% dari realisasi tahun sebelumnya kepada SPBU swasta untuk tahun 2025. Namun, alokasi impor tersebut ternyata ludes sebelum akhir tahun, menyebabkan krisis pasokan. Sebagai solusi, Kementerian ESDM kemudian mengarahkan SPBU swasta untuk menjalin kerja sama pasokan dengan Pertamina, yang masih memiliki cadangan stok dan jatah impor BBM.

: Terbaru, Dirut Pertamina Bantah Impor BBM Satu Pintu

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, secara resmi mengumumkan bahwa SPBU swasta telah menyetujui pembelian base fuel dari Pertamina. “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” tegas Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

: : Bahlil Sebut Stok BBM di SPBU Shell, BP, dan Vivo Tersedia Lagi Pekan Depan

Bahlil lebih lanjut menjelaskan bahwa nantinya, SPBU swasta akan mengolah kembali base fuel yang mereka peroleh dari Pertamina. Proses pengolahan ini akan disesuaikan dengan standar dan formula khas masing-masing perusahaan. “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” tambah Bahlil, memastikan kesepakatan telah mencakup aspek pengolahan ini.

: : Resmi! SPBU Shell, BP hingga Vivo Setuju Beli BBM dari Pertamina

Lantas, apakah kualitas BBM yang akan dijual SPBU swasta akan berbeda dengan yang selama ini ditawarkan kepada masyarakat?

Menteri Bahlil menjelaskan, base fuel yang dibeli SPBU swasta dari Pertamina adalah BBM murni dengan kadar oktan (RON) yang belum dicampur dengan zat aditif. Oleh karena itu, masing-masing SPBU swasta memiliki kebebasan dan kewenangan untuk mengolah kembali base fuel ini dengan menambahkan zat aditif sesuai formulasi rahasia perusahaan mereka. Penambahan zat aditif inilah yang akan menciptakan perbedaan standar dan karakteristik unik pada produk BBM yang dijual oleh setiap badan usaha, sehingga kualitas akhir tetap sesuai dengan identitas merek masing-masing.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, saat ditemui terpisah di Istana Presiden, Jumat (19/9/2025), menuturkan bahwa base fuel tersebut telah memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM. “Dalam arti base fuel awal yang nantinya akan diracik atau ditambahkan aditif sesuai dengan resep atau rahasia dapur dari masing-masing badan usaha. Nah, tentunya masing-masing badan usaha memiliki strategi, memiliki kiat-kiat tertentu sekaligus memiliki resep tertentu untuk mendorong kualitas BBM yang semakin bermutu di masyarakat,” terang Simon.

Penjelasan serupa juga datang dari President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025). Ia menegaskan, “Jadi produk yang dibawa [impor] memang base fuel. Misal, kita katakan RON 92 itu memang RON 92. Itu kemudian kami tambahkan aditif di terminal kami.” Ini menunjukkan bahwa aditif adalah kunci dalam peningkatan nilai produk.

Senada, Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura, juga menyampaikan bahwa penambahan zat aditif bertujuan untuk memberikan manfaat lebih pada produk BBM yang akan berpengaruh positif pada performa mesin kendaraan bermotor. Perlu digarisbawahi, penambahan zat aditif ini berbeda-beda antara satu badan usaha dengan yang lainnya. “Kalau bicara base fuel bicara RON-nya. Kalau aditif itu satu zat ditambahkan ke base fuel untuk memberikan manfaat lebih. Jadi manfaat untuk engine-nya [mesin], manfaat yang ditawarkan masing-masing brand berbeda-beda,” jelas Vanda.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, turut memperkuat pandangan ini, menjelaskan bahwa tujuan utama penambahan zat aditif adalah untuk meningkatkan manfaat atau nilai tambah dari performa BBM. Nilai tambah tersebut mencakup fungsi anti-karat, detergensi untuk menjaga kebersihan mesin, dan peningkatan performansi akselerasi yang membuat pengalaman berkendara lebih ringan. “Adapun, penambahan aditif itu juga merupakan benefit tambahan yang kita berikan kepada masyarakat. Hal ini tentunya menjadi bagian dari strategi pemasaran sebetulnya,” kata Ega, menekankan aspek strategis dan manfaat konsumen.

Di samping itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga memastikan komitmen Pertamina dan para pelaku usaha SPBU swasta untuk melakukan joint survey atau survei bersama. Ini berarti, para pelaku usaha SPBU tersebut akan menunjuk satu surveyor independen untuk secara kolektif mengecek kualitas BBM yang diimpor, memastikan standar kualitas tetap terjaga dan memberikan jaminan kepada konsumen.

Leave a Comment