Perhelatan Muktamar X PPP, yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, dari tanggal 27 hingga 29 September 2025, dilaporkan sempat diwarnai gesekan antar-pendukung calon ketua umum. Insiden ini kemudian memuncak menjadi kericuhan yang melukai sejumlah kader PPP.
Setidaknya tiga kader PPP, yang berasal dari Pandeglang dan Sulawesi Selatan, menjadi korban dalam kericuhan tersebut. Mereka mengalami tindakan kekerasan berupa pemukulan dan lemparan kursi. Dua di antaranya menderita luka serius, dengan satu korban mengalami sobek di bagian bibir hingga mengenai gigi, sementara korban lainnya mengalami sobek di pelipis kanan dan retak pada bagian rahang atas.
Menyikapi insiden ini, Mardiono, yang mengeklaim dirinya terpilih sebagai Ketum PPP secara aklamasi, dengan tegas menyatakan bahwa pemukulan tersebut merupakan tindakan kriminal yang mencederai nilai-nilai demokrasi. “Saya sudah minta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku dan memprosesnya secara hukum,” tegas Mardiono dalam keterangan yang dikutip Minggu (28/9).
Para korban yang mengalami luka serius segera dilarikan dan dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto. Sementara itu, korban dengan luka ringan mendapatkan penanganan medis di rumah sakit terdekat dari lokasi acara.
Muktamar X PPP memang telah memunculkan polemik internal dengan hadirnya dua sosok yang saling klaim sebagai Ketum PPP terpilih secara aklamasi. Di satu sisi, Mardiono mengumumkan dan mengeklaim dirinya berhasil menduduki posisi tersebut. Namun, di sisi lain, kubu tandingan mengeklaim bahwa Agus Suparmanto lah yang terpilih sebagai Ketum PPP melalui sidang yang berlanjut hingga dini hari Minggu.
Diketahui, para korban yang terlibat dalam insiden kericuhan tersebut merupakan bagian dari kubu yang mendukung Mardiono.
Ringkasan
Muktamar X PPP di Jakarta Utara diwarnai kericuhan antar-pendukung calon ketua umum, mengakibatkan tiga kader PPP terluka. Korban berasal dari Pandeglang dan Sulawesi Selatan mengalami pemukulan dan lemparan kursi, menyebabkan luka serius seperti sobek bibir dan retak rahang.
Mardiono, yang mengklaim terpilih sebagai Ketum PPP, mengecam tindakan kriminal tersebut dan meminta polisi mengusut tuntas. Kericuhan terjadi di tengah polemik internal terkait klaim dua kandidat, Mardiono dan Agus Suparmanto, yang sama-sama mengklaim terpilih sebagai Ketum PPP secara aklamasi. Korban kericuhan diketahui merupakan pendukung Mardiono.