Agus Suparmanto telah mendeklarasikan visi ambisius untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam sebuah acara tasyakuran yang menandai klaimnya sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030. Di hadapan pendukungnya di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta, pada Minggu (28/9), Agus menggarisbawahi tugas sekaligus tantangan utama: mengembalikan PPP ke panggung nasional sebagai kekuatan politik Islam. Menurutnya, kembali ke DPR RI merupakan prioritas perjuangan paling pertama bagi partai berlambang Ka’bah tersebut.
Namun, Agus menegaskan bahwa ambisi tersebut tidak berhenti pada perolehan kursi semata. Ia menekankan bahwa tujuan akhir PPP adalah perjuangan yang lebih luhur, yaitu menegakkan nilai-nilai keagamaan serta mewujudkan kesejahteraan bagi umat dan seluruh bangsa.
Keyakinan akan bangkitnya PPP terpancar jelas dari pidato Agus. Dengan mengandalkan kerja keras yang terukur dan solidaritas kuat dari seluruh kader, ia optimistis PPP akan kembali lolos ke Senayan. Optimisme ini pun disambut meriah dengan gema takbir dari para kader pendukungnya.
Seruan “Yakinlah bahwa PPP akan kembali lagi ke Senayan. Takbirrr!” menggema, menyuntikkan semangat baru bagi barisan pendukung.
Guna merealisasikan target ambisius tersebut, Agus memaparkan serangkaian langkah strategis yang komprehensif. Ini mencakup inisiatif penting seperti rekonsiliasi internal partai, pengembangan kaderisasi yang terstruktur dan berkelanjutan, serta upaya perluasan basis dukungan yang menjangkau tokoh-tokoh umat, elemen masyarakat, hingga generasi muda.
Secara khusus, ia menyoroti pentingnya merangkul segmen pemilih muda. “Tak boleh diabaikan adalah rekrutmen kepada anak-anak muda Generasi Z dan milenial yang jumlahnya lebih dari 50 persen guna memperluas jangkauan dukungan kepada PPP,” tegasnya, menunjukkan perhatian serius terhadap demografi pemilih.
Agus menutup pidatonya dengan pesan penuh keyakinan dan persatuan, “Yakinlah Allah dan umat bersama kita. Selama kita kompak, punya tekad, dan ada komitmen yang kuat maka kebangkitan P3 hanya butuh satu langkah berikutnya,” menekankan bahwa soliditas internal adalah kunci utama kebangkitan partai.
Polemik Muktamar X PPP
Namun, di balik optimisme tersebut, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini tengah menghadapi gejolak internal yang serius. Muktamar X PPP, yang seyogianya menjadi forum pengambilan keputusan tertinggi untuk menentukan Ketua Umum PPP periode lima tahun mendatang, justru berakhir dalam suasana ricuh dan tidak kondusif.
Keadaan semakin keruh ketika kedua kandidat utama, yaitu Agus Suparmanto dan Mardiono, menolak untuk mencapai kesepakatan pada malam kejadian. Masing-masing kubu secara terang-terangan mengklaim kemenangan kursi Ketua Umum PPP melalui jalur aklamasi, menciptakan dualisme kepemimpinan yang nyata.
Kubu Mardiono, secara spesifik, mengklaim bahwa ia terpilih secara aklamasi berkat dukungan mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP, yaitu 28 DPW, dalam sidang paripurna Muktamar.