Pada Minggu (28/9), dinamika internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali memanas. Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, bersama para pendukung setianya memilih untuk berkumpul di kediamannya di Jakarta Selatan, secara tegas menolak undangan syukuran yang digelar oleh kubu Agus Suparmanto di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta. Langkah ini kian menegaskan adanya polarisasi di tubuh partai berlambang Ka’bah tersebut terkait suksesi kepemimpinan.
Pernyataan penolakan ini secara gamblang disampaikan oleh Ketua DPW PPP Kepulauan Riau, Muhammad Fadhil. Ia menegaskan dukungan penuh dari wilayahnya terhadap Muhammad Mardiono. “Kami hari ini, para pengurus DPW dan DPC se-Kepri, hadir di kediaman Bapak Mardiono untuk menyampaikan selamat atas terpilihnya beliau secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030,” ungkap Fadhil dalam keterangan tertulis. Fadhil juga menambahkan bahwa ke-17 peserta Muktamar dari Kepulauan Riau sepenuhnya solid di bawah kepemimpinan Mardiono, seraya menekankan bahwa pihak lain yang mengaku perwakilan Kepri dan tidak terdaftar sebagai peserta bukanlah bagian dari mereka.
Senada dengan Kepulauan Riau, PPP Aceh juga menyatakan ketidakhadirannya pada acara syukuran kubu Agus Suparmanto. Ketua DPW Aceh, Amiruddin, dengan tegas membantah klaim kehadiran DPW-DPC PPP Aceh dalam acara tersebut. “Kami solid, DPW dan seluruh DPC se-Aceh dengan total 25 suara, berada di bawah kepemimpinan Ketua Umum PPP Bapak Mardiono,” ujarnya. Selain delegasi kuat dari Kepri dan Aceh, puluhan kader PPP lainnya turut memadati kediaman Mardiono. Sebuah foto yang beredar memperlihatkan Mardiono dikerumuni para kader, mengenakan kemeja putih dengan syal berlogo bendera Palestina.
Namun, klaim aklamasi Muhammad Mardiono ini tidak berjalan mulus tanpa perlawanan. Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy atau akrab disapa Rommy, yang mewakili kubu Agus Suparmanto, secara terang-terangan menampik legitimasi pemilihan tersebut. Rommy menyatakan bahwa klaim aklamasi Mardiono disampaikan dari sebuah kamar di lantai 10 Hotel Mercure Ancol, Jakarta, dan sama sekali bukan dalam agenda resmi Muktamar PPP. “Tentu kami mengajak kepada seluruh pihak, termasuk Bapak Mardiono dan rekan-rekan yang menyatakan diri melalui sebuah kamar di lantai 10 Hotel Mercure telah terpilih secara aklamasi, saya perlu menyampaikan bahwa ini bukan muktamar tetapi ‘mau ngamar’,” ujar Rommy dengan nada satir saat syukuran Muktamar X PPP di Ancol.
Bantahan keras dari Rommy segera ditanggapi oleh Amir Uskara, Wakil Ketua Umum PPP periode 2020-2025 dari kubu Mardiono. Amir dengan tegas membantah tudingan bahwa proses aklamasi terjadi di kamar hotel. “Tidak benar aklamasi dilaksanakan di kamar hotel, itu adalah konferensi pers setelah sidang aklamasi yang berlangsung di ballroom hotel,” jelas Amir. Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut diambil dalam forum yang sah, di tengah situasi sidang yang kacau dan telah menimbulkan korban luka-luka. “Saya mengetuk palu setelah mendengar kata setuju di forum yang sah dan dihadiri langsung oleh para muktamirin. Keinginan mereka memang menciptakan korban dan kerusuhan; itu sudah mereka desain sejak awal. Kami tidak ingin makin banyak korban berjatuhan,” pungkas Amir, menegaskan bahwa langkah cepat diambil demi keabsahan forum dan keselamatan peserta.