BNPB Perbarui Data Korban Ponpes Ambruk Sidoarjo: 58 Orang Masih Dicari

Photo of author

By AdminTekno

Pembaruan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan perubahan signifikan dalam upaya penanganan dampak ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah sebelumnya diperkirakan ada 59 orang yang terjebak reruntuhan, kini angka tersebut berkurang menjadi 58 orang yang masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

Menurut Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam pernyataan tertulisnya pada Jumat (3/10), hingga Kamis (2/10) pukul 16.30 WIB, total 108 orang korban telah berhasil dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 30 orang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 73 orang telah diizinkan pulang ke rumah, dan 5 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, 58 orang lainnya dilaporkan masih hilang dan terus menjadi fokus pencarian.

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang telah berlangsung sejak Kamis pagi, kini memasuki fase evakuasi korban meninggal dunia. Langkah ini diambil setelah tim SAR di lapangan tidak lagi menemukan tanda-tanda adanya korban selamat di bawah tumpukan material bangunan empat lantai yang ambruk. Dengan kondisi ini, penggunaan alat berat menjadi esensial untuk mempercepat proses evakuasi yang kompleks dan masif.

Dalam upaya memberikan dukungan dan penjelasan langsung kepada keluarga korban, Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, telah bertemu dengan mereka. Pertemuan yang penuh empati ini berlangsung di posko darurat BNPB, lokasi yang tidak jauh dari area kejadian. “Kepala BNPB menyampaikan hasil asesmen mendalam yang dilakukan hingga Rabu (1/10) malam. Tim SAR gabungan memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di lokasi kejadian,” terang Muhari, mengutip penjelasan dari Kepala BNPB.

Penjelasan krusial ini kemudian menjadi landasan bagi pihak keluarga korban untuk menyepakati kelanjutan operasi SAR sesuai dengan protokol yang berlaku. Dengan ketabahan, pihak keluarga menyatakan kesiapan mereka untuk menerima apa pun hasil dari proses evakuasi yang sedang berjalan. “Sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim SAR gabungan memutuskan untuk masuk ke tahap selanjutnya, yaitu mengevakuasi korban yang sudah meninggal menggunakan alat-alat berat,” ujar Kepala BNPB dalam pertemuan tersebut. “Keluarga korban sudah sepakat dan meminta kami melanjutkan operasi SAR menggunakan alat berat. Mereka sudah menandatangani berita acara,” tambahnya.

Sebelumnya, pada Rabu (1/10), tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban. Dari jumlah tersebut, lima orang ditemukan dalam keadaan selamat, sementara dua lainnya telah meninggal dunia. Pada saat itu, proses evakuasi dilakukan sepenuhnya secara manual, tanpa bantuan alat berat, demi memprioritaskan keselamatan korban yang masih hidup sekaligus menjaga keamanan tim SAR di lapangan.

Leave a Comment