Polisi Sulit Identifikasi Korban Ponpes Ambruk Sidoarjo: Belum ber-KTP

Photo of author

By AdminTekno

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur terus berjibaku dalam upaya identifikasi sembilan jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Untuk tujuan pencocokan, tim DVI telah mengambil sampel DNA dari 57 anggota keluarga yang berharap menemukan kejelasan nasib kerabat mereka.

Namun, upaya pencocokan sampel DNA ini menghadapi tantangan serius. Kompol Naf’an, Kaur Kesehatan Kamtibmas Subdit Dokpol Biddokes Polda Jatim, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada identifikasi yang cocok dari kesembilan jenazah tersebut. Salah satu kesulitan utama adalah sebagian besar korban belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sebagai alternatif pembanding, tim DVI berupaya mengumpulkan rapor atau ijazah yang dilengkapi cap jempol atau sidik jari tiga jari korban dari pihak keluarga, seperti yang dijelaskan Naf’an di posko BNPB sekitar Ponpes Al-Khoziny pada Sabtu (4/10).

Meski demikian, penggunaan dokumen alternatif ini pun tidak luput dari kendala. Kompol Naf’an menambahkan bahwa sejumlah rapor atau ijazah yang diterima memiliki jejak tinta cap jempol yang terlalu tebal, sehingga menyulitkan tim inafis untuk melakukan identifikasi dan perumusan sidik jari secara akurat.

Tingkat kesulitan semakin diperparah oleh kondisi jenazah korban yang telah mengalami pembusukan. Kondisi ini secara signifikan menghambat upaya pengambilan dan perumusan sidik jari oleh tim DVI dan inafis, mengingat insiden tragis ambruknya bangunan telah berlalu hampir seminggu.

Dalam upaya mengelola dan menyalurkan informasi secara efektif, pihak Biddokkes Polda Jatim telah membentuk grup informasi khusus bagi keluarga yang telah melapor ke pos antemortem. Langkah ini diambil untuk mengatasi banyaknya pertanyaan dan keluhan yang sering kali datang dari kerabat lain yang bukan orang tua kandung korban, padahal informasi vital telah disampaikan dan tersedia di grup tersebut bagi orang tua yang terdata.

Hingga laporan ini dibuat, total korban yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny mencapai 117 orang. Dari jumlah tersebut, 103 orang dinyatakan selamat, sementara 14 orang meninggal dunia. Menyedihkannya, 49 orang lainnya masih dalam proses pencarian.

Tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny sendiri terjadi pada Senin, 29 September, sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, para santri tengah menunaikan salat Ashar di dalam bangunan tersebut, sebelum musibah tak terduga menimpa mereka.

Leave a Comment