Menanti Hari Terakhir Operasi Evakuasi Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo

Photo of author

By AdminTekno

Hari ini, Minggu (5/10), menjadi hari terakhir pelaksanaan operasi SAR untuk mencari korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan insiden ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga pagi ini, total korban yang dievakuasi mencapai 132 orang, dengan rincian 104 orang berhasil diselamatkan dan 28 lainnya dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, diperkirakan pada Senin (6/10) proses selanjutnya adalah pembersihan sisa-sisa puing. Namun, ia menegaskan bahwa jika evakuasi korban belum tuntas pada Minggu malam, petugas akan tetap menambah periode waktu pencarian. Senada dengan hal tersebut, Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, juga menyatakan target penyelesaian pada esok hari (Senin, 6/10), namun tidak menutup kemungkinan adanya perpanjangan waktu jika evakuasi belum rampung. “Kita targetkan, tapi dalam hal ini kita lihat situasi-situasi nanti. Harapannya kalau bisa nanti di hari Minggu malam sudah selesai. Sehingga di hari Senin nanti kita upayakan ada asesmen dan mungkin semacam clearance ya untuk kita sasar lagi lah mungkin kalau ada potensi-potensi yang kita harapkan ada korban yang bisa kita evakuasi lagi,” jelas Hery. Ia menambahkan bahwa upaya yang dilakukan mencakup “dua-duanya, evakuasi korban dan pembersihan material, karena memang ini berkaitan. Ketika puing-puing ini terangkat, tentunya akan juga memudahkan jenazah ataupun korban-korban yang masih diperkirakan ada di bawah.”

BPBD Imbau Hanya Keluarga Inti yang Datangi Posko Korban

Dalam upaya penanganan dampak bencana ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan bahwa kebutuhan logistik korban dan keluarga terdampak ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo terpenuhi dengan baik. Pemerintah daerah, bersama Dinas Sosial dan berbagai relawan, telah menyiapkan posko pengungsian, dapur umum, serta tempat istirahat yang memadai bagi keluarga korban.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengungkapkan bahwa sejak hari pertama bencana, koordinasi lintas instansi telah berjalan sangat optimal. Dapur umum telah beroperasi dan bantuan logistik mengalir deras dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga kemanusiaan. “Alhamdulillah hingga hari ini, mulai dari hari pertama, teman-teman Dinas Sosial sudah membuka dapur umum dan bantuan dari semua pihak sudah sangat banyak. Untuk makanan hingga hari ini tercukupi,” ujar Gatot dalam konferensi pers di Sidoarjo, Sabtu (4/10). Posko bagi keluarga korban telah disiapkan di Dinas Kesehatan yang berlokasi berseberangan dengan Rumah Sakit Bhayangkara Sidoarjo. Fasilitas di posko ini lengkap dengan tenda, dapur umum, tempat tidur, hingga pendingin ruangan, guna memastikan keluarga korban dapat beristirahat dengan nyaman.

Meski demikian, Gatot mengimbau agar hanya keluarga inti korban yang datang ke posko atau rumah sakit untuk mencari informasi. Hal ini dianggap krusial demi kelancaran proses identifikasi korban yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Inafis. “Tetapi kami mohon agar yang hadir di sana adalah keluarga inti itu, jangan pamannya ataupun mungkin tetangganya atau omnya, karena teman-teman DVI juga membutuhkan informasi dari keluarga inti yang lebih mengenali santri tersebut,” tegasnya, menekankan pentingnya akurasi data untuk proses identifikasi yang sensitif.

Leave a Comment