Malaysia Bocah! Naturalisasi Palsu Jadi Alat Politis Menyerang Indonesia

Photo of author

By AdminTekno

Kita Tekno Malaysia yang kekanak-kanakan menggunakan kasus naturalisasi palsu sebagai alat politis untuk menyudutkan Indonesia.

Kritikan pedas dilontarkan salah satu pengamat sepak bola Malaysia atas kasus naturalisasi palsu yang mengguncang Negeri Jiran.

Seorang pengamat menyebut tindakan Malaysia yang menuduh Indonesia sebagai dalang di balik kasus naturalisasi palsu adalah sikap kekanak-kanakan.

Hal itu disampaikan oleh Arnaz M. Khairul, yang menegaskan bahwa menyalahkan Indonesia atau negara lain merupakan tindakan tidak pantas.

Menurutnya, jika ada pelanggaran yang dilakukan Malaysia, maka pihak-pihak yang melaporkannya kepada FIFA memiliki hak untuk melakukan itu.

Tuduhan kepada Indonesia memang tidak secara blak-blakan dilontarkan Malaysia tetapi sikap mereka menunjukkan itu.

Dengan Tunku Ismail selaku penggagas naturalisasi keturunan Malaysia menyinggung pihak yang berada di New York bertemu Presiden FIFA.

Hal itu disambut dengan banyak media Malaysia yang menyebut adanya pihak asing yang mencoba menyabotase timnas mereka.

Bagi Arnaz, sikap yang ditunjukkan Malaysia dengan menuduh negara lain adalah tindakan yang kekananak-kanakan.

Turis Dinaturalisasi Valid! Rilis Putusan Lengkap FIFA: Malaysia Palsukan 7 Akta Kelahiran Kakek-Nenek Pemain Naturalisasi

Ia juga mengkritik FAM untuk tidak membuang waktu dengan asal menuduh pihak lain sebagai dalang di balik kasus ini.

“Itu kekanak-kanakan, kalau Vietnam atau negara lain melaporkan karena menemukan kesalahan, itu wajar saja.”

“FAM seharusnya tidak membuang waktu mencari orang yang bertanggung jawab,” kata Arnaz di kanal YouTube 10 Malaysia.

Selain itu, pakar sepak bola lainnya, Zakaria Abdul, menekankan FAM mengikuti prosedur banding yang benar.

Ia juga mengapresiasi langkah FAM jika berani mengakui kesalahan tanpa harus menyalahkan pihak mana pun.

“Dalam olahraga atau politik, ada proses banding. Jika ingin mengajukan banding, ikuti prosedur yang benar.”

“Saya mengapresiasi keberanian FAM, mengakui kesalahan tanpa harus mengkritik pihak mana pun,” kata Zakaria.

Senada dengan itu, pengamat lainnya yakni Pekan Ramli, menyebut kasus naturalisasi palsu ini telah dipolitisasi.

Alasan FAM Belum Ajukan Banding hingga Akhir Batas Waktu 10 Hari dari FIFA

Dengan menggunakan kasus ini untuk menyalahkan Indonesia dan Vietnam, bahkan politisi Malaysia sampai angkat bicara.

Menurutnya, perdebatan mengenai kasus ini sudah terlalu jauh dengan menyeret negara lain masuk ke dalamnya dan disalahkan.

“Kasus ini telah dipolitisasi, ada yang menyalahkan Indonesia, Vietnam, bahkan politisi Malaysia pun angkat bicara.”

“Kita seharusnya fokus memperbaiki kesalahan, bukan takut jika kita melakukan hal yang benar,” kata Pekan Ramli.

Kesalahan teknis menjadi alibi FAM dalam kasus ini, namun mereka masih menunggu putusan penuh FIFA sebelum mengajukan banding.

Leave a Comment