Berita mengenai berlakunya gencatan senjata fase 1 antara Israel dan Hamas ini, yang menurut media pemerintah Mesir, TV al-Qahera, dimulai hari ini, Kamis (9/10), pukul 09.00 GMT atau 16.00 WIB, juga diperkuat oleh laporan sejumlah media Israel yang dikutip Al Jazeera, yang menyatakan gencatan senjata telah berlaku siang waktu setempat.
Namun, laporan awal mengenai berlakunya gencatan senjata ini diiringi dengan pernyataan tegas dari kantor Perdana Menteri Israel. Pihak PM menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata hanya akan resmi berlaku setelah kabinet Israel berkumpul dan memberikan persetujuan.
Untuk membahas dan memutuskan masalah krusial ini, kabinet Israel dijadwalkan akan mengadakan rapat penting pada pukul 15.00 GMT atau 22.00 WIB. Agenda utama pertemuan ini adalah untuk mendiskusikan dan menyusun rencana strategis guna mengamankan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Pengumuman resmi dari situs pemerintah mengonfirmasi agenda tersebut: “Rapat pemerintah pukul 18.00 (15.00 GMT). Agendanya rencana pembebasan seluruh sandera Israel.”
Selain itu, surat kabar Times of Israel juga melaporkan bahwa rapat kabinet keamanan telah dijadwalkan satu jam sebelum pertemuan utama tersebut. Menggarisbawahi kondisi ini, pihak Perdana Menteri Netanyahu kembali menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata baru akan berlaku setelah mendapat persetujuan resmi dari kabinet.
Ringkasan
Media melaporkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berlaku, namun kantor Perdana Menteri Israel menyatakan kesepakatan ini baru akan resmi setelah mendapat persetujuan kabinet. Rencananya, kabinet Israel akan mengadakan rapat penting untuk membahas dan menyusun strategi pembebasan sandera Israel di Gaza.
Rapat kabinet keamanan dijadwalkan satu jam sebelum pertemuan utama. Perdana Menteri Netanyahu menegaskan bahwa gencatan senjata baru akan berlaku setelah mendapatkan persetujuan resmi dari kabinet.