Kekalahan pahit 2-3 Timnas Indonesia di tangan Arab Saudi bukan hanya meninggalkan duka di lapangan, melainkan juga menyisakan luka mendalam bagi para suporter yang rela datang langsung ke Jeddah. Kegagalan tim di laga perdana Kualifikasi Piala Dunia tersebut kian terasa menyakitkan lantaran sebagian besar pendukung Garuda di stadion justru dipersulit akses masuknya, bahkan tak sedikit yang terpaksa berdesakan hingga terinjak-injak. Ini adalah pengalaman yang sangat tidak diinginkan bagi siapa pun yang datang mendukung negaranya.
Insiden memilukan ini terjadi saat pertandingan pembuka Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia, yang berlangsung di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, pada Kamis (9/10) dini hari WIB. Kerumitan akses masuk stadion bagi suporter Timnas Indonesia ini secara jelas mengindikasikan kurangnya profesionalisme dan perencanaan matang dari pihak penyelenggara utama, yakni Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Menanggapi kekacauan tersebut, kelompok suporter Timnas Indonesia yang berbasis di Arab Saudi, Garuda Saudi, mendesak agar PSSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) segera mengambil tindakan tegas. Mereka secara lantang menyuarakan harapan agar adanya protes resmi yang dilayangkan kepada SAFF dan AFC guna memastikan insiden serupa yang merugikan keselamatan dan kenyamanan suporter tidak lagi terulang di kemudian hari.
Dalam pernyataan resminya, Garuda Saudi menegaskan, “Kami mengimbau jajaran PSSI, Erick Thohir, dan KBRI untuk melayangkan protes resmi ke AFC dan SAFF mengenai penanganan massa yang sangat payah, yang berujung pada terinjaknya beberapa orang di area luar stadion. Ini menunjukkan bahwa pihak penyelenggara tidak belajar dari kejadian serupa tahun lalu, bahkan memperburuk situasi dengan mengurangi alokasi tempat duduk (seating allocation) untuk suporter Indonesia.” Kritikan tajam ini menyoroti pola manajemen penonton yang berulang kali gagal.
Mereka juga menambahkan keluhan serius lainnya: “Minimnya pengecekan tempat duduk di dalam tribune mengakibatkan penonton diarahkan ke lokasi yang tidak sesuai dengan tiket mereka, menciptakan penumpukan massa di dalam stadion. Parahnya lagi, akses di luar ditutup dengan dalih kapasitas penuh, padahal banyak suporter Saudi yang disebutkan menerima tiket gratis justru tidak hadir.” Situasi ini jelas menunjukkan adanya ketidakadilan dan ketidakefisienan dalam manajemen penonton, yang secara langsung merugikan suporter Timnas Indonesia yang telah membeli tiket.
Lebih lanjut, Garuda Saudi mempertanyakan kapasitas Arab Saudi sebagai tuan rumah even-even akbar mendatang. “Arab Saudi sudah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2034. Namun, jika mereka tidak segera berbenah dalam pengaturan keamanan dan keselamatan suporter, maka kelayakan mereka patut dipertanyakan secara serius,” tandas mereka. Mereka menekankan bahwa evaluasi mendalam bukan hanya perlu dilakukan oleh suporter Indonesia yang membeludak, melainkan juga harus menjadi prioritas utama bagi pihak penyelenggara.
Meskipun demikian, semangat juang Timnas Indonesia tidak luntur, begitu pula dengan dukungan para suporter. Mereka akan kembali hadir untuk mendukung ‘Garuda’ dalam pertandingan berikutnya melawan Irak yang dijadwalkan pada Minggu (12/10) pukul 02:30 WIB. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi penyelenggara untuk memastikan pengalaman menonton sepak bola yang aman dan menyenangkan bagi semua.