Pemerintah Israel secara resmi telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza, Palestina. Keputusan penting ini lahir setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinet pemerintahannya mengadakan pertemuan intensif untuk membahas prospek penghentian konflik. Demikian laporan Al Arabiya News pada Jumat (10/10).
Laporan dari Aljazeera lebih lanjut mengungkap bahwa persetujuan tersebut mencakup rencana komprehensif untuk “pembebasan seluruh sandera” yang ditahan. Pernyataan singkat ini, yang menegaskan komitmen Israel terhadap pemulangan warganya, diumumkan langsung dari kantor Perdana Menteri Netanyahu melalui media sosial.
Momen krusial pembahasan keputusan ini juga terekam dalam sebuah video resmi yang dirilis Israel. Dalam tayangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terlihat duduk berdampingan dengan utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff dan Jared Kushner, selama berlangsungnya rapat kabinet yang menentukan.
Dalam video yang sama, Netanyahu menyampaikan pandangannya yang tegas mengenai perkembangan terkini. “Kita sedang berada di tengah perkembangan yang sangat penting,” ujarnya. Ia menekankan bahwa selama dua tahun terakhir, Israel telah berjuang keras untuk mencapai tujuan perang, dengan salah satu prioritas utamanya adalah mengembalikan para sandera—tanpa terkecuali, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. “Dan kita akan melakukannya,” tegasnya.
Netanyahu juga menggarisbawahi dampak luas dari keputusan ini. “Kita tahu bahwa ini adalah demi kebaikan Israel dan Amerika Serikat, demi kebaikan orang-orang yang bermoral di seluruh dunia,” jelasnya. Ia menutup pernyataannya dengan harapan bahwa langkah ini akan memungkinkan keluarga-keluarga yang terdampak untuk akhirnya dapat berkumpul kembali dengan orang-orang yang mereka cintai, menyoroti dimensi kemanusiaan dari kesepakatan tersebut.
