Di tengah berlangsungnya gencatan senjata yang rapuh di Gaza, fokus utama perhatian global kini beralih pada pembahasan kesepakatan damai. Inti dari perundingan ini adalah isu krusial pembebasan sandera, baik yang ditahan oleh Hamas maupun warga Palestina yang ditawan oleh Israel, menjadi penentu utama stabilitas di kawasan tersebut.
Hamas Memulai Pembebasan Sandera Israel
Kelompok Hamas dijadwalkan memulai pembebasan sandera Israel pada Senin (13/10) pagi ini. Langkah ini, yang akan dilakukan sesaat sebelum dimulainya perundingan perdamaian penting di Sharm el-Sheikh, Mesir, merupakan bagian integral dari fase pertama perjanjian gencatan senjata yang terbentuk setelah konflik sengit sejak 7 Oktober 2023. Menurut laporan AFP, setidaknya 20 sandera Israel yang dipercaya masih hidup akan dilepaskan oleh Hamas. Sebagai imbalannya, mereka akan ditukar dengan 2.000 tahanan dari pihak Palestina. Konfirmasi mengenai pertukaran ini datang dari pejabat Hamas, Osama Hamdan, pada Sabtu (11/10), yang menegaskan, “Sesuai dengan kesepakatan, pertukaran sandera akan diadakan pada Senin pagi.”
Israel Siap Membebaskan Tahanan Palestina
Senada dengan Hamas, Israel juga mengonfirmasi kesiapan mereka untuk membebaskan warga Palestina yang ditahan. Namun, pembebasan ini akan dilakukan setelah Israel menerima konfirmasi penuh bahwa semua warganya yang disandera oleh Hamas telah tiba dengan selamat di wilayah Israel. Juru bicara Perdana Menteri Israel, Shosh Bedrosian, menjelaskan kepada wartawan pada Minggu (12/10), mengutip AFP, “Tahanan Palestina akan dibebaskan setelah Israel mendapat konfirmasi bahwa semua sandera kami yang akan dibebaskan besok telah melintasi perbatasan menuju Israel.” Selama periode gencatan senjata ini, proses identifikasi jenazah beberapa sandera yang telah kembali ke Israel juga tengah dilakukan oleh para ahli forensik. Bedrosian menambahkan bahwa sebagai antisipasi, para tahanan Palestina telah ditempatkan di dalam bus yang siap berangkat. “Begitu kami mendapat konfirmasi bahwa mereka (para sandera) telah memasuki wilayah Israel, bus-bus tersebut akan berangkat dan memulai perjalanan mereka,” tegasnya, menyoroti prosedur ketat yang diterapkan Israel.
Perundingan Damai Tingkat Tinggi di Mesir
Hari ini, fokus diplomasi global beralih ke Sharm el-Sheikh, Mesir, tempat perundingan damai penting akan diselenggarakan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan memimpin pertemuan krusial ini, yang diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 20 pemimpin negara dari berbagai belahan dunia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga dijadwalkan turut serta, menambah bobot diplomatik acara tersebut. Sejumlah pemimpin negara Eropa, seperti Perdana Menteri Inggris, Italia, dan Spanyol, serta Presiden Prancis, juga akan hadir. Dari Asia Tenggara, Presiden Prabowo Subianto juga dijadwalkan akan berpartisipasi dalam upaya perdamaian ini. Namun, ketidakpastian masih menyelimuti kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sementara itu, delegasi Hamas dipastikan tidak akan hadir secara langsung, dengan kepentingan mereka akan diwakili oleh diplomat dari Qatar dan Mesir, dua negara yang berperan penting sebagai mediator.