Ekonomi RI Kuartal IV Melesat 5,5%? Ini Kata Purbaya!

Photo of author

By AdminTekno

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimisme tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia memproyeksikan laju ekonomi nasional pada kuartal IV 2025 akan mengalami peningkatan signifikan, berpotensi mencapai bahkan melampaui 5,5 persen. Keyakinan ini didasari oleh dampak positif yang mulai terasa di sektor riil dari kebijakan penempatan dana pemerintah di bank-bank Himbara.

“Ekonomi seharusnya, berdasarkan perhitungan dari Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Febrio Kacaribu, pada triwulan IV dapat tumbuh di atas 5,5 persen, atau mungkin lebih tinggi lagi,” ungkap Purbaya saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, seperti yang dikutip pada Selasa (14/10).

Dalam kesempatan tersebut, Purbaya turut mengungkapkan bahwa para investor dan perbankan kini menantikan kejelasan arah kebijakan ekonomi pemerintah di masa mendatang. Mereka menaruh perhatian khusus pada strategi percepatan pertumbuhan ekonomi serta upaya penanganan hambatan investasi yang selama ini menjadi sorotan utama di kalangan dunia usaha.

Purbaya lebih lanjut menjelaskan bahwa investor, baik dari sektor perbankan maupun pasar modal, secara konsisten menyoroti rendahnya kinerja investasi di Indonesia. Menanggapi hal ini, pemerintah akan memperkuat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui pembentukan tim khusus. Tim percepatan program pembangunan unggulan ini diharapkan menjadi kanal bagi pelaku usaha untuk menyampaikan pengaduan dan menemukan solusi cepat atas berbagai hambatan di lapangan.

“Dengan adanya tim ini, masyarakat bisa mengadu. Saya akan membereskannya. Siapa pun yang mengadu, dan apa pun yang diadukan, saya adalah hakimnya, kita akan selesaikan,” tegas Purbaya, menunjukkan komitmennya.

Selain itu, Purbaya juga menggarisbawahi adanya perbaikan berkelanjutan dalam penyerapan dana pemerintah di bank-bank Himbara. Bahkan, beberapa bank pelat merah, seperti BRI, disebut telah mengajukan permintaan tambahan penempatan dana. Hal ini didorong oleh semakin kuatnya penyerapan dana di sektor riil, sebuah tren yang diyakini Purbaya akan memberikan efek ganda positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Perluasan Penempatan Dana di Himbara

Purbaya menilai bahwa penempatan dana pemerintah di lima Himbara masih membutuhkan perluasan. Ia menguraikan, hingga 12 September 2025, total dana yang telah disalurkan mencapai sekitar Rp 200 triliun. Namun, ia melihat masih terbuka lebar ruang untuk memperbesar injeksi likuiditas ke sistem perbankan guna mengoptimalkan dampaknya.

Langkah strategis ini, menurut Purbaya, esensial untuk menjaga momentum pertumbuhan uang primer (M0) yang kini berada di kisaran 13 persen, meningkat signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya 0 persen. Ia menargetkan agar pertumbuhan uang primer dapat mencapai level ideal di angka sekitar 20 persen.

“Idealnya adalah di atas 20 persen. Saya juga masih memiliki Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 250 triliun yang tersimpan di bank sentral,” jelasnya, mengisyaratkan ketersediaan sumber daya.

Meskipun membuka peluang untuk menambah penempatan dana pemerintah ke Himbara, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan serupa di masa mendatang tidak akan diumumkan secara terbuka. Hal ini dilakukan demi menghindari potensi kesalahpahaman publik yang kerap muncul terkait proses pengelolaan dana negara.

“Sekalipun kami akan menambah penempatan dana, kami tidak akan mengumumkannya lagi kepada Anda. Ini adalah bagian dari operasi uang biasa. Sebab, dikhawatirkan akan banyak pihak yang memprotes dan menuduh Purbaya memindahkan uang sembarangan atau menggunakan anggaran dengan tidak tepat,” tegas Purbaya.

Purbaya Bakal Sidak BTN bareng Danantara

Terkait penempatan dana di Bank Tabungan Negara (BTN), Purbaya memaparkan bahwa realisasi penyaluran dana pemerintah di bank tersebut baru mencapai sekitar Rp 10 triliun. Angka ini masih jauh dari total dana yang telah diterima BTN, yakni sebesar Rp 25 triliun.

“Mereka melaporkan realisasi masih Rp 10 triliun, namun berjanji akan mempercepat penyerapan sisa Rp 15 triliun. Jika mereka tidak mampu menyerapnya, kami akan memindahkan dana tersebut,” jelas Purbaya, mengindikasikan evaluasi ketat.

Purbaya memastikan bahwa setiap langkah pemindahan dana antarbank akan dijalankan secara hati-hati dan transparan. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi setiap kebijakan terkait dana pemerintah dengan pihak Danantara, demi memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.

Lebih lanjut, Purbaya mengungkapkan rencana untuk menggandeng Danantara dalam sebuah inspeksi mendadak (sidak) di BTN. Sidak ini bertujuan untuk memperoleh gambaran detail mengenai tingkat serapan anggaran yang telah dilakukan oleh bank tersebut.

“Saya tidak akan ke bank itu sendiri, melainkan bersama Danantara. Jadi, Danantara yang akan membawa saya ke sana. Meskipun ada yang memprotes bahwa sidak tersebut bukan hak saya, saya adalah pengawas Danantara,” pungkasnya, menegaskan kewenangan dan posisinya.

Ringkasan

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 dapat tumbuh di atas 5,5 persen, didorong dampak positif penempatan dana pemerintah di bank Himbara. Investor dan perbankan menantikan kejelasan kebijakan ekonomi pemerintah, terutama terkait percepatan pertumbuhan dan penanganan hambatan investasi. Pemerintah akan memperkuat koordinasi melalui tim percepatan program pembangunan unggulan untuk menampung keluhan pelaku usaha.

Pemerintah melihat perlunya perluasan penempatan dana di Himbara, meski tidak akan diumumkan secara terbuka untuk menghindari kesalahpahaman. Realisasi penyaluran dana di BTN masih rendah, dan Purbaya berencana melakukan sidak bersama Danantara untuk mengevaluasi serapan anggaran dan memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, bahkan siap memindahkan dana jika BTN tidak mampu menyerapnya.

Leave a Comment